Jejak Kuliner Legend: Perjalanan Bubur Kacang Ijo Prapatan Pak Selamet di Wonosobo

Lokasi terkini

Listen to this article

Wonosobo, satumenitnews.com – Bubur Kacang Ijo Prapatan Poltas Pak Selamet merupakan salah satu kuliner legend yang sudah menjadi bagian dari sejarah kuliner Wonosobo sejak tahun 1979. Bermula dari usaha kecil yang menumpang di teras garasi (sekarang sebelah Apotek Anugerah), kini sudah berkembang menjadi usaha dengan tiga kios yang tersebar di titik strategis kota.

Wawancara dengan Anang Iratno, bagian keluarga yang terlibat langsung, mengungkap perjalanan serta perkembangan bubur ini dari waktu ke waktu.

Awal Mula Bubur Kacang Ijo Prapatan Poltas Pak Slamet

Bubur Kacang Ijo Prapatan Poltas Pak Selamet memulai perjalanannya pada tahun 1979. Awalnya, lokasi berjualan hanya menumpang di garasi dekat Apotek Anugerah yang sekarang telah berganti fungsi menjadi Gudang Sinar Emas. Baru sekitar tahun 1983, usaha ini menempati sebuah kios yang semula digunakan untuk berjualan nasi. Penawaran ini dirintis oleh Pak Bah Siong (pemilik tempat), sosok penting keluarga yang membantu menawarkan kios dengan sistem pembayaran sekuatnya saja tanpa harga tetap.

Pada periode ini, bubur kacang ijo hanya dijual mulai sore hingga malam hari dengan harga per porsi sebesar Rp 50. Seiring waktu, harga mengalami kenaikan, hingga pada era 1990-an mencapai Rp 500 dan saat ini dibanderol Rp6.000 per porsi.

Perkembangan Lokasi dan Pengelolaan

Kini, Bubur Kacang ijo Prapatan Poltas Pak Selamet mengelola tiga lokasi, yaitu di perempatan Jalan Veteran, di sebelah utara Mie Syalala menggunakan tenda, dan di Jalan RSU tepat di sebelah utara Sate Pak Dikun. Lokasi perempatan Jalan Veteran dikelola oleh generasi ketiga dari keluarga Anang Iratno, sementara dua lokasi lainnya diatur oleh Anang bersama istri. Anang sendiri aktif berperan dalam pengelolaan dan kelancaran operasional melalui peran “runner,” yakni mengawasi dan mengelola secara langsung kelancaran usaha.

Sedangkan lokasi lama yang ada di Perempatan Taman Plaza (diawal cerita) kini telah menjadi ruko.

Dilokasi ini dahulu Bubur Kacang Ijo Prapatan Poltas Pak Slamet pernah mencapai puncak popularitasnya.

Pelanggan dan Kenangan Masa Lalu

Pelanggan setia Bubur Kacang Ijo Pak Selamet mayoritas adalah pelanggan lama yang telah turun-temurun menikmati bubur ini. Menurut Anang, minat kalangan muda kian bergeser ke makanan modern dan tren kuliner saat ini, seperti Korean food, sehingga mempertahankan konsumen lama menjadi fokus utama. Dalam sehari, penjualan mencapai sekitar 1.000 porsi, menyebar di tiga kios tersebut.

Kenangan masa lalu juga tetap tersimpan terutama di lokasi perempatan, yang dulunya ramai dengan pelanggan serta coretan-coretan di pagar kios yang menjadi saksi bisu kejayaan usaha ini. Sayangnya, dokumentasi foto masih sangat terbatas karena budaya fotografi belum berkembang saat itu.

Perubahan dalam Bahan dan Produksi

Sejak awal buka, penggunaan kacang hijau dalam produksi bubur sempat mengalami perubahan signifikan. Awalnya, hanya menggunakan sekitar 1 kg kacang hijau per hari, namun saat booming pada 1990-an angka ini meningkat drastis hingga 13 kg sehari. Kini, dengan pembagian stok di tiga kios, pengelolaan bahan menjadi lebih efisien, namun diakui Anang juga sempat mengalami penurunan  produksi dari masa jayanya .

Bubur Pak Slamet sebagai Kuliner Legend Wonosobo

Bubur Kacang Ijo Pak Selamet bukan sekadar hidangan, melainkan warisan kuliner legendaris yang mewakili tradisi dan budaya turun-temurun khas Wonosobo. Kesederhanaan resep dan keaslian cita rasa yang dipertahankan sejak awal berdiri menjadikan bubur ini tetap eksis di tengah gempuran berbagai jenis kuliner modern.

Related posts

Kuliner Legend: Sagon Pak Slamet Bertahan di Lantai 4 Pasar Induk Wonosobo

Melacak Jejak Kuliner Wonosobo: 22 Rekomendasi dengan Panduan Google Maps

Kedai Pinggir Kali, Tempat Kuliner Wonosobo yang Lebih dari Sekadar Kedai Makan Biasa?

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Read More