Wonosobo, satumenitnews.com – Afif Nurhidayat tampak hadir pada Sabtu (22/11/2025) malam di Gedung Sasana Adipura Kencana, saat Festival Kuliner Legend Wonosobo memasuki puncak kunjungan pengunjung. Ia bahkan tidak berdiri di depan panggung, tetapi aktif menyusuri lorong-lorong stand dan berhenti di setiap lapak kuliner legend yang berjumlah 19 stand.
Didampingi panitia, Afif berbincang dengan para pelaku usaha, menanyakan perjalanan usaha, hingga ikut mencicipi beberapa menu khas yang disajikan. Gestur itu memberi pesan bahwa pemerintah daerah ingin hadir dekat dengan pelaku kuliner legend, yang selama ini menjaga tradisi rasa Wonosobo dari dapur-dapur keluarga hingga meja makan publik.
Pernyataan Bupati Soal Kuliner Legend dan Pariwisata
Dalam kunjungan tersebut, Afif menyampaikan apresiasi terhadap Festival Kuliner Legend yang ia nilai mampu mengangkat kembali kekayaan kuliner lokal Wonosobo. Ia menegaskan, kegiatan ini menjadi upaya mengenalkan beragam kuliner legend yang sudah ada sejak dahulu dan masih bertahan sampai sekarang, sekaligus menguatkan sektor pariwisata daerah.
“Kuliner legend sebagai pintu masuk penting untuk menarik wisatawan karena menawarkan pengalaman rasa sekaligus cerita. Ketika pengunjung datang untuk mencicipi mie ongklok, sagon, atau saoto, mereka sesungguhnya sedang berinteraksi dengan identitas budaya Wonosobo yang tidak bisa dibeli di tempat lain,” ujarnya disela menyusuri lorong stand.
Kaget dengan Banyaknya Kuliner Legend
Afif mengaku baru benar-benar menyadari bahwa jumlah kuliner legend di Wonosobo jauh lebih banyak daripada yang ia bayangkan sebelumnya. Dari deretan nama yang tampil di festival sampai cerita para pelaku usaha, ia melihat bahwa daftar kuliner legend yang sudah terpetakan baru sebagian kecil dari potensi yang ada.
Ia menilai, keterbatasan jumlah stand tahun ini membuat tidak semua kuliner legend bisa mendapat tempat di Sasana Adipura. Karena itu, Afif menyampaikan harapan agar pada penyelenggaraan berikutnya, kapasitas stand bisa diperluas sehingga lebih banyak pelaku usaha yang ikut dan representasi kuliner legend Wonosobo menjadi semakin lengkap.
Kuliner Legend sebagai Edukasi Generasi Muda
Di hadapan panitia dan pelaku UMKM, Afif menekankan bahwa Festival Kuliner Legend juga berfungsi sebagai ruang edukasi bagi generasi muda. Ia ingin anak-anak dan remaja Wonosobo tidak hanya mengenal tren makanan instan dan modern, tetapi juga paham asal-usul hidangan legend yang selama ini menjadi kebanggaan kota.
Menurut Afif, kegiatan seperti ini efektif menanamkan kebanggaan terhadap produk lokal sejak dini. Ia menggarisbawahi pentingnya menyiapkan generasi penerus yang siap menjaga warisan kuliner legend, baik sebagai pelaku usaha maupun sebagai konsumen kritis yang memilih makanan lokal sebagai identitas, bukan sekadar alternatif.
Dukungan Pemkab dan Agenda Tahunan
Afif menyatakan, Pemerintah Kabupaten Wonosobo memberikan dukungan penuh terhadap Festival Kuliner Legend yang digagas Komunitas Jurnalis Wonosobo bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Ia memandang festival ini sebagai refleksi kebanggaan dan identitas daerah, sekaligus sarana mempromosikan potensi kuliner kepada pasar yang lebih luas.
“Festival kuliner legend ini harus bisa dijadikan agenda tahunan yang terintegrasi dengan kalender pariwisata Wonosobo. Yang penting konsistensi terhadap penyelenggaraan akan memperkuat citra Wonosobo sebagai destinasi wisata kuliner legend tingkat nasional, sembari menggerakkan ekonomi UMKM di sektor makanan dan minuman,” tandasnya.
Ajakan Menjadikan Kuliner sebagai Cerita Bersama
Afif juga mengajak masyarakat untuk melihat kuliner legend bukan hanya sebagai makanan pengisi perut, tetapi sebagai cerita bersama yang menghubungkan warga dengan kotanya. Ia menekankan, setiap mangkuk, piring, dan jajanan yang disajikan di festival membawa jejak sejarah, nilai keluarga, dan narasi lokal yang layak dirawat.
Lewat ajakan itu, Afif ingin publik menjadikan kuliner Wonosobo sebagai kebanggaan kolektif yang mengenalkan kota ke tingkat nasional. Dengan demikian, kehadirannya di tengah stand-stand kuliner legend bukan sekadar simbol protokoler, tetapi juga pernyataan bahwa kebijakan daerah memberi tempat serius bagi dapur-dapur lama yang terus hidup di tengah perubahan zaman.