pemuda inspiratif
Home » Kisah Nyata Pemuda Desa yang Raup Rupiah dari Beternak Sambil Selesaikan Kuliah

Kisah Nyata Pemuda Desa yang Raup Rupiah dari Beternak Sambil Selesaikan Kuliah

Tak Mau Menganggur Bergerak untuk Masa Depan

by Wiwid
Listen to this article

Wonosobo, satumenitnews.com – Di sudut tenang Desa Timbang, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, seorang pemuda bernama Bagus menjalani hari-hari yang tidak biasa. Ia bukan hanya mahasiswa aktif jurusan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), tetapi juga seorang guru sekaligus peternak.

“Kalau hanya kuliah dan menunggu gelar, saya bisa saja pasrah. Tapi saya ingin lebih. Saya ingin punya kendali atas masa depan saya,” kata Bagus, Senin (9/6/2025), saat ditemui di kandang belakang rumahnya yang dipenuhi ayam dan entok.

Peternakan Kecil dengan Mimpi Besar

Bagus merintis usaha ternaknya sendiri dengan modal terbatas. Ia memelihara ayam dan entok secara mandiri. Saat ini, belasan unggas tumbuh sehat dan siap jual. Harga ayam yang ia rawat bisa mencapai Rp250 ribu per ekor, sementara entok laku hingga Rp500 ribu.

Baca juga :  Ketua Persit Cabang XXVII Kodim 0707/Wonosobo Tinjau Kebun Milik Persit Ranting 02/Wonosobo, Sarana Belajar dan Hemat Bagi Anggota

Tak hanya unggas, menjelang Idul Adha beberapa kambing miliknya juga sudah dipesan warga sekitar. Bagi Bagus, ternak bukan hanya bisnis—ini adalah bagian dari hidup.

“Merawat hewan itu bikin tenang. Apalagi kalau hasilnya bisa bantu biaya kuliah,” tuturnya sambil mengecek pakan.

Waktu Terbatas Bukan Halangan, Semangat Tak Terbatas

Meski waktunya terbagi antara kuliah dan mengajar, Bagus tetap berkomitmen memberi yang terbaik. Setiap pagi ia mengajar sebagai guru honorer di sekolah dasar, lalu siang dan sore ia kuliah. Waktu malam, ia manfaatkan untuk merawat ternaknya.

“Saya harus pintar bagi waktu. Memang lelah, tapi saya yakin semua ini akan jadi bekal untuk masa depan,” jelas

Baca juga :  HIV/AIDS: Sudah Ada Obatnya, Kini Penderita Bisa Hidup Normal

Bagus. Baginya, menjadi guru bukan hanya pekerjaan, tapi panggilan hati. Namun ia juga sadar, kemandirian ekonomi penting untuk mendukung pengabdian.

Disorot warga dan jadi teladan anak muda kisahnya tidak hanya berhenti pada dirinya. Warga Desa Timbang menyebutnya sebagai contoh nyata pemuda tangguh yang tak mengeluh. Slamet, seorang tetangga, menyebut Bagus sebagai penggerak kecil yang berdampak besar.

“Dia pekerja keras. Banyak anak muda yang jadi semangat karena lihat dia,” ujarnya. (Wid)

You may also like

Leave a Comment