Jawa Tengah

Perjuangan Wonosobo Turunkan Kemiskinan Ekstrem Hingga 1,26%

By Manjie

December 16, 2024

Wonosobo, satumenitnews.com – Pemerintah Kabupaten Wonosobo terus menunjukkan progres dalam upaya mengentaskan kemiskinan ekstrem. Berdasarkan data terbaru, angka kemiskinan ekstrem di kabupaten ini turun menjadi 1,26% pada 2024, dibandingkan 1,59% pada tahun sebelumnya.

Kunjungan kerja Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar pada Senin (16/12/2024) menjadi bukti perhatian pemerintah pusat terhadap pengentasan kemiskinan di wilayah ini. Dalam dialog dengan masyarakat Desa Gunturmadu, Muhaimin menyampaikan target ambisius pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem secara nasional dalam dua tahun ke depan.

“Kami menargetkan kemiskinan ekstrem bisa ditekan hingga di bawah 1%. Dukungan seluruh kementerian dan pemerintah daerah sangat diperlukan,” ujar Muhaimin.

Strategi Wonosobo: Sinergi Program dan Bantuan Langsung

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, menjelaskan bahwa strategi pengentasan kemiskinan di daerahnya berfokus pada tiga poin utama.

Pertama, pengurangan beban pengeluaran melalui program bantuan sosial (bansos). Pemerintah kabupaten menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil dan balita yang mengalami gizi buruk, serta beasiswa program “Mayo Sekolah” bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Kedua, peningkatan pendapatan masyarakat. Program pelatihan keterampilan dan KURDA MAER (Kredit Usaha Rakyat Daerah) telah memberikan subsidi bunga kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mendukung keberlangsungan usaha mereka.

Ketiga, pengurangan kantong-kantong kemiskinan melalui pembangunan infrastruktur. Fokus utama termasuk pembangunan sanitasi, air bersih, jalan usaha tani, dan irigasi untuk mendorong produktivitas sektor pertanian dan kesejahteraan masyarakat.

Potensi Wonosobo di Tengah Tantangan

Muhaimin menilai Wonosobo memiliki potensi besar yang bisa dimaksimalkan untuk percepatan pengentasan kemiskinan. “Daerah ini memiliki kekayaan sumber daya alam yang perlu dikelola dengan baik. Kami berharap dengan kolaborasi yang erat, target bisa tercapai lebih cepat,” kata Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar.

Namun, tantangan tetap ada. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan infrastruktur di beberapa wilayah. Untuk itu, pemerintah pusat mendorong peningkatan alokasi anggaran guna mempercepat penyelesaian masalah tersebut.

Bantuan Sosial Langsung: Upaya Konkret Pemerintah

Dalam kunjungannya, Muhaimin menyerahkan berbagai bantuan sosial, termasuk Rumah Sejahtera Terpadu (RST), santunan JKK/JKM dari BPJS Ketenagakerjaan, paket sembako, dan kursi roda. Bantuan ini bertujuan langsung meringankan beban masyarakat miskin.

Kunjungan juga dilanjutkan ke Pondok Pesantren Al-Mubarok untuk dialog dengan UMKM lokal. Muhaimin menekankan pentingnya pesantren sebagai salah satu pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Wonosobo di Jalur Pengentasan Kemiskinan

Hingga akhir 2024, angka kemiskinan di Wonosobo tercatat sebesar 15,28%, menurun dibandingkan 15,58% pada tahun sebelumnya. Angka ini mencerminkan dampak signifikan dari berbagai program yang telah dijalankan.

Pemerintah pusat dan daerah berharap sinergi ini terus berjalan untuk menurunkan angka kemiskinan secara berkelanjutan. Wonosobo, dengan segala tantangannya, menjadi contoh nyata bahwa kemiskinan ekstrem dapat diatasi melalui kolaborasi dan kerja nyata.