Ubi Kayu Ditolak Jadi Komoditas Unggulan Wonosobo, Antara Potensi dan Nilai Ekonomi

Listen to this article

Wonosobo, satumenitnews.com – Selama penyusunan roadmap pembangunan pertanian Kabupaten Wonosobo hingga tahun 2045, muncul penolakan terhadap ubikayu sebagai komoditas unggulan dari Umar Shoid, Kabid Bina Program Dispaperkan Wonosobo. Ia menilai, secara ekonomi, ubi kayu belum layak dijadikan andalan pertanian daerah karena hasilnya tidak cukup menguntungkan petani, Kamis (13/11/2025) Aula Dispaperkan Wonosobo.

Tidak Menjadi Komoditas Unggulan Karena Nilai Ekonomi yang Belum Membanggakan

Umar Shoid menyampaikan bahwa hasil panen ubi kayu dari satu hektar lahan hanya mampu menghasilkan sekitar 20 juta rupiah jika harga jual berkisar antara 500-800 rupiah per kilogram. Ia menegaskan, hasil tersebut jauh dari memenuhi target ekonomi yang dibutuhkan petani maupun daerah.

“Jika harga turun, pendapatan petani bisa semakin kecil. Dalam kondisi sekarang, hasil dari satu hektar ubi kayu tidak cukup untuk dijadikan komoditas unggulan,” ujar Umar.

Selain itu, usia panen ubi kayu yang mencapai 8-10 bulan juga dinilai menjadi faktor yang memperburuk daya saing komoditas ini di tingkat nasional maupun internasional.

Perspektif yang Berbeda dari Pengamat Pembangunan Pertanian

Meski begitu, hasil kajian dari tim riset pembangunan pertanian di daerah mengungkapkan bahwa ubi kayu sebenarnya memiliki potensi sebagai bahan baku industri dan bahan pangan bernilai tinggi. Kendala utama adalah rendahnya harga jual dan produktivitas yang belum optimal.

Umar meminta agar petani dan pemerintah daerah tidak terlalu cepat menganggap ubi kayu sebagai komoditas unggulan, terutama tanpa adanya inovasi teknologi dan penguatan rantai pasok yang mampu meningkatkan nilai tambahnya.

Dalam konteks pembangunan pertanian berkelanjutan, Wonosobo tengah mengarahkan fokus pada komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing pasar. Seperti perkebunan teh dan kopi, yang selama ini terbukti menguntungkan dan mampu bersaing di pasar global.

Pemerintah daerah diharapkan tetap selektif dalam menentukan komoditas unggulan, agar bisa memberikan manfaat optimal bagi petani dan daerah secara umum.

Related posts

Misteri Ketahanan Pangan Wonosobo: Apa yang Terungkap dari Jahe dan Telur?

Polres Wonosobo Amankan Jalannya Liga 2, Pertandingan Berlangsung Kondusif

Peringatan HKN di Wonosobo Soroti Transformasi Kesehatan, Bupati Afif Tegaskan Layanan Harus Berintegritas

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Read More