Jawa Tengah

Sebulan SR, Ikatan Keluarga Baru Mulai Terjalin

By Manjie

September 26, 2025

Wonosobo, satumenitnews.com – Sebulan sejak resmi beroperasi pada 15 Agustus 2025, Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 35 Wonosobo mulai menunjukkan dinamika kehidupan asrama. Para siswa disebut sudah mulai terbiasa dengan ritme baru, meski tetap membutuhkan pendampingan intensif.

Adaptasi Anak di Asrama

Kepala SRMA 35 Wonosobo, Anik Wulandari Permana, menyebut kestabilan anak-anak mencapai hampir penuh. “Kestabilan anak-anak sekarang sudah 95%, tapi tetap butuh proses,” ujarnya saat ditemui, Jumat (26/9/2025).

Ia menjelaskan bahwa kegiatan belajar berlangsung dari pukul 07.30 hingga 15.30 WIB. Setelah itu, siswa menjalani aktivitas mandiri seperti olahraga, mencuci pakaian, hingga diskusi kelompok. Malam hari digunakan untuk ibadah serta istirahat yang sudah diatur secara ketat.

Sistem Belajar dan Pemetaan Minat

Anik menambahkan, saat ini sekolah masih berada dalam tahap matrikulasi. Sistem pembelajaran berbasis Satuan Kredit Semester (SKS) dan Learning Management System (LMS) akan diterapkan dalam waktu dekat.

Untuk mendukung pengembangan diri, minat dan bakat siswa dipetakan melalui tes kesehatan serta DNA Talent Mapping. Hasil dari pemetaan itu akan menjadi dasar pengembangan program ekstrakurikuler.

Fasilitas dan Peran Guru

Secara umum, fasilitas dasar sudah tersedia. Namun, perangkat pendukung seperti laptop, PC, dan smartboard masih menunggu distribusi dari Kementerian Sosial.

Guru dan pendamping tidak hanya berfungsi sebagai tenaga pengajar, tetapi juga menjalankan peran orang tua di asrama. “Guru bukan hanya mengajar, tapi juga teman dan orang tua. Orang tua juga kami edukasi supaya tega, karena kestabilan anak ikut dipengaruhi kestabilan mereka,” tambah Anik.

Suara Siswa

Salah satu siswa, Ferdika, mengaku mulai betah berada di lingkungan SRMA 35 Wonosobo. “Rasanya senang, asik bisa mengenal teman-teman baru dan bersosialisasi dengan teman baru,” katanya.

Meski ia masih merasakan rindu rumah, semangat belajarnya tetap tinggi. “Bisa menjadi lebih baik lagi, bisa lebih mandiri, bisa mencapai cita-cita, bisa lebih pintar lagi, bisa membanggakan orang tua. Saya cita-citanya menjadi guru,” ucapnya penuh keyakinan.