Home » Petani Kalikajar Pilih Cabai sebagai Komoditas Andalan, Satu Kali Masa Tanam Panen Bisa 20 Kali

Petani Kalikajar Pilih Cabai sebagai Komoditas Andalan, Satu Kali Masa Tanam Panen Bisa 20 Kali

by Ahvas
Listen to this article

Wonosobo, Satumenitnews.com – Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, dikenal sebagai salah satu sentra budidaya cabai di Jawa Tengah. Berbagai jenis cabai dibudidayakan oleh petani di wilayah ini, mulai dari cabai rawit, cabai keriting, cabai red, cabai besar, hingga jenis lokal seperti cabai grogol.

Mahput, seorang petani cabai di Kalikajar, mengungkapkan bahwa ia memilih menanam cabai karena masa panennya yang panjang. “Cabai red bisa dipanen 10 sampai 20 kali dalam satu musim tanam, tergantung cuaca dan kondisi tanaman. Biasanya mulai panen enam bulan setelah tanam, seminggu sekali,” ujarnya saat ditemui di ladangnya(05/05/2025).

Saat ini, harga cabai red di pasar lokal berkisar antara Rp30.000 hingga Rp50.000 per kilogram. Harga tersebut dinilai cukup menguntungkan bagi petani, terutama saat masa panen melimpah dan permintaan pasar tinggi.

Baca juga :  Petani Wonosobo Diajak Gabung ke Padigital, Pasar Komoditas Berbasis Blockchain

Perawatan Cabai Tak Lagi Sulit, Petani Gunakan Mulsa Plastik

Petani di Kalikajar kini semakin efisien dalam merawat tanaman cabai. Salah satu teknologi sederhana yang diterapkan adalah penggunaan plastik mulsa. Material ini dipasang di atas lahan tanam untuk menghambat pertumbuhan gulma atau rumput liar di sekitar tanaman.

“Sejak pakai mulsa, pekerjaan membersihkan rumput jadi jauh berkurang,” kata Mahput. Teknologi ini juga membantu menjaga kelembapan tanah dan mengurangi evaporasi air, sehingga tanaman tetap sehat meski cuaca panas.

Selain itu, pada musim tanam yang bagus, petani tidak terlalu banyak menggunakan pestisida atau insektisida. Hal ini berdampak langsung pada efisiensi biaya produksi, karena pengeluaran untuk bahan kimia pertanian bisa ditekan.

Baca juga :  Polres Kebumen Pastikan Keamanan Natal dan Tahun Baru di Gereja dan Objek Wisata

Penyakit Tanaman Akibat Cuaca Tak Menentu

Meski budidaya cabai di Kalikajar cukup menjanjikan, tantangan tetap ada. Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan pola cuaca menjadi perhatian utama para petani. Musim yang sulit diprediksi berdampak langsung pada kesehatan tanaman, bahkan memunculkan penyakit-penyakit baru yang belum sepenuhnya diketahui penyebab dan penanggulangannya.

“Sekarang penyakit tanaman cabai sering muncul mendadak. Kami juga belum tahu obat pastinya,” keluh Mahput. Fenomena ini membuat sebagian petani harus lebih berhati-hati dalam memilih waktu tanam dan melakukan pengawasan rutin terhadap kondisi lahan mereka.

Meski begitu, bagi banyak petani Kalikajar, cabai tetap menjadi komoditas unggulan yang dinilai mampu memberikan hasil ekonomi yang stabil jika dikelola dengan baik.

Baca juga :  Strategi KPU Wonosobo Tingkatkan Partisipasi Pemilih Jelang Pilkada 2024

You may also like

Leave a Comment