Wonosobo, satumenitnews.com – UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Wonosobo resmi menutup rangkaian program pelatihan tahun 2024. Dalam acara penutupan tersebut, Kepala UPTD BLK, Wahid Hasim, mengungkapkan keberhasilan program yang didanai oleh APBN melalui Kementerian Ketenagakerjaan RI.
Pelatihan yang dilaksanakan di bawah naungan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang ini meliputi 23 paket pelatihan, di mana 22 di antaranya adalah Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) dan satu program tailor-made training yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
“Kami mendapatkan anggaran dari Kementerian Ketenagakerjaan melalui BBPVP Semarang untuk melaksanakan 23 paket pelatihan. Sebagian besar pelatihan ini kami laksanakan di BLK, sementara satu paket khusus kami rancang untuk penyandang disabilitas di SLB Dena Upakara Wonosobo,” ujar Wahid usai acara di Pendopo Bupati Wonosobo, Rabu (18/09/2024).
Wahid juga menjelaskan bahwa dalam program tailor-made training ini, BLK memprioritaskan pelatihan pembuatan roti dan kue sesuai dengan kebutuhan SLB.
“Sebenarnya ada pilihan lain, seperti tata rias, namun setelah menyesuaikan kebutuhan SLB, mereka lebih membutuhkan pelatihan pembuatan roti dan kue. Kami sebagai penyelenggara menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen,” tambahnya.
13 Jenis Pelatihan untuk Mengatasi Gap Kompetensi
Pelatihan yang dilakukan di BLK Wonosobo terbagi dalam 13 jenis, mulai dari pembuatan roti dan kue, commercial cookery, hingga digital marketing.
Program ini dirancang untuk menjembatani gap kompetensi antara tenaga kerja yang ada dengan kebutuhan industri.
“Tujuan utama kami adalah menghilangkan gap kompetensi yang ada. Misalnya, di Wonosobo yang merupakan daerah wisata, dibutuhkan pemandu wisata yang kompeten. Oleh karena itu, pelatihan tour guide kami adakan untuk memastikan kebutuhan ini terpenuhi,” jelas Wahid.
Selain tour guide, pelatihan lainnya meliputi barista, operator garmen apparel, menjahit pakaian dasar, dan masih banyak lagi.
Program ini melibatkan 368 peserta, dengan tingkat kelulusan pelatihan mencapai 99%.
Dari total peserta, 315 orang dinyatakan kompeten melalui uji kompetensi. Namun, pelatihan Commercial Cookery belum bisa diuji kompetensi karena LSP BBPVP Semarang masih belum memiliki skema uji yang sesuai.
Tantangan Sumber Daya dan Upaya Peningkatan
Meski sukses melaksanakan pelatihan, BLK Wonosobo masih menghadapi tantangan dalam hal sumber daya, khususnya instruktur.
“Kami hanya memiliki 6 instruktur ASN saat ini, sehingga keterbatasan ini menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan pelatihan,” ungkap Wahid.
Pelatihan juga tidak hanya melibatkan peningkatan hard skill, tetapi juga soft skill.
Dalam hal ini, BLK menggandeng FKLPI untuk memberikan pendampingan kepada peserta yang berminat menjadi wirausaha.
“Banyak peserta yang tertarik berwirausaha, dan soft skill seperti manajemen usaha sangat dibutuhkan. Kami bekerjasama dengan FKLPI untuk mendampingi mereka,” tambah Wahid.
Peran Penting AK1 dalam Meningkatkan Keterserapan Kerja
Utik Retno S., Sekretaris Disnakertrans Wonosobo, menekankan pentingnya kartu AK1 atau kartu pencari kerja dalam mengukur tingkat pengangguran di Wonosobo.
“Dengan AK1, kita bisa mengetahui berapa banyak pencari kerja dan berapa yang sudah terserap kerja. AK1 ini juga menjadi syarat bagi mereka yang ingin melamar di perusahaan yang terdaftar di Disnaker,” jelas Utik.
Melalui AK1, pencari kerja tidak hanya bisa mengakses lowongan di Wonosobo, tetapi juga seluruh Jawa Tengah melalui aplikasi Emakaryo dan seluruh Indonesia melalui aplikasi Siap Kerja.
“AK1 dulu dikenal dengan istilah ‘kartu kuning’ karena warnanya, tapi sekarang warnanya sudah luntur jadi putih,” tambah Utik sambil bercanda.
Keberlanjutan Program Pelatihan
Meski program ini resmi ditutup, Wahid memastikan bahwa pemeliharaan data pemilih akan terus dilakukan, terutama untuk menyesuaikan perubahan status peserta pelatihan.
“Jika ada peserta yang baru berusia 17 tahun atau pensiunan Polri, mereka bisa ditetapkan sebagai pemilih khusus. Sebaliknya, jika ada peserta yang meninggal atau tidak memenuhi syarat lainnya, akan dilakukan penandaan,” kata Wahid.
Dengan penutupan program ini, diharapkan para peserta tidak hanya siap memasuki dunia kerja tetapi juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan melalui wirausaha.
BLK Wonosobo dan para mitranya akan terus mendukung upaya ini agar masyarakat Wonosobo semakin berdaya dan sejahtera.