Foto.istimewa

Jawa Tengah

SPPG Jlamprang Hentikan Sementara Program MBG, Diduga Anggaran dari Badan Gizi Nasional Belum Cair

By Manjie

October 14, 2025

Wonosobo, satumenitnews.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Wonosobo mendadak terhenti mulai Senin (13/10/2025) setelah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jlamprang mengumumkan penghentian sementara.

Kabar ini mencuat sejak Minggu malam (12/10/2025) usai beredarnya surat resmi bernomor 006/SPPG-MBG/X/2025 yang ditandatangani Kepala SPPG Wonosobo Jlamprang, Akhmad Ma’ruf Hidayat. Dalam surat tersebut, alasan penghentian disebutkan karena anggaran dari Badan Gizi Nasional belum cair.

Aktivitas di SPPG Jlamprang Terhenti

Pantauan lapangan di hari pertama penghentian menunjukkan tidak ada aktivitas di kompleks SPPG Jlamprang. Gerbang tertutup rapat, hanya dua mobil operasional terparkir di halaman, dan tidak terlihat petugas yang berjaga. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan lanjutan dari pihak penyelenggara.

Dampak ke Sekolah Penerima Manfaat

Salah satu sekolah yang terdampak, SMAN 1 Mojotengah, memastikan telah menerima pemberitahuan penghentian tersebut.

“Iya betul, surat sudah kita terima terkait penghentian sementara MBG hari ini, jadi tidak ada MBG hari ini,” kata Humas SMAN 1 Mojotengah, Shely Christiana, Senin siang.

Pihak sekolah langsung meneruskan informasi kepada orang tua siswa. Sebagai langkah darurat, kebutuhan makan siswa ditopang oleh enam kantin sekolah, sementara sebagian besar siswa membawa bekal dari rumah.

SMAN 1 Mojotengah menjadi penerima MBG sejak 19 Agustus 2025 dengan total 1.031 siswa. Namun mulai 15 September hingga 31 Oktober, jumlah penerima berkurang 150 siswa karena sebagian mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Antusiasme Siswa Selama Program Berjalan

Shely mengungkapkan, selama program berjalan respon siswa sangat positif. Banyak siswa merasa menu yang disediakan enak dan variatif.

“Anak-anak semangat. Mereka punya cara masing-masing untuk menikmati, ada yang bilang menunya enak dan variatif,” ujarnya.

Setiap Jumat, siswa biasanya menerima paket tambahan berisi buah, telur, susu, dan roti, yang seharusnya dibagikan pada Sabtu namun dirapel karena hari libur.

Beberapa siswa bahkan menulis permintaan menu tambahan di secarik kertas dan meletakkannya di atas nampan makan siang. “Itu inisiatif pribadi siswa yang menunjukkan antusiasme mereka. Dan ternyata besoknya direspon SPPG dengan memberikan menu yang diinginkan,” kata Shely.

Penanganan Keluhan Makanan Basi

Meski secara umum berjalan lancar, Shely mengakui sempat ada keluhan makanan tercium basi. Menurutnya, hal tersebut kemungkinan disebabkan sayur panas langsung ditutup sebelum cukup dingin.

“Mungkin karena sayur panas langsung ditutup jadinya pas sudah sampai ke siswa agak seperti basi. Jadi kita hentikan sayurnya saja yang tidak dimakan,” jelasnya.

Sekolah rutin melakukan pengecekan kelayakan makanan sebelum dibagikan. Makanan yang tidak diambil siswa tidak dibuang, melainkan diberikan kepada siswa lain yang ingin. Distribusi biasanya tiba pukul 10.30 WIB dan dibagikan pada jam istirahat pukul 11.30 WIB.

Dengan penghentian sementara ini, pihak sekolah berharap program MBG bisa segera dilanjutkan mengingat manfaat besar yang dirasakan untuk pemenuhan gizi peserta didik.