Home » Panen Ubi Madu Wonosobo, Gerakan Kolektif Petani Menuju Ketahanan Pangan

Panen Ubi Madu Wonosobo, Gerakan Kolektif Petani Menuju Ketahanan Pangan

by Manjie
Listen to this article

Wonosobo, satumenitnews.com – Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Wonosobo menggelar panen bersama demplot budidaya ubi madu asli daerah di lahan Balai RW Kenteng, Kelurahan Kejiwan, pada Selasa (9/12).

Kegiatan bertema “Gumregahe Petani Nyengkuyung Ketahanan Pangan” itu dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), pemerintah kecamatan, serta kelompok tani dari berbagai wilayah. Agenda ini tidak hanya menjadi momentum panen, namun juga penegasan semangat kolektif petani dalam memperkuat kemandirian pangan daerah.

Produktivitas Tinggi dari Lahan Dua Hektare

Panen ubi madu kali ini dilakukan di dua titik, yakni Desa Besani Kecamatan Leksono dan di sekitar Balai RW Kenteng, Kejiwan, dengan total lahan mencapai dua hektare. Dari demplot tersebut, petani berhasil meraih produktivitas antara 12 hingga 14 ton per hektare angka yang menandakan potensi besar ubi madu sebagai komoditas unggulan Wonosobo.

Ketua KTNA Kabupaten Wonosobo, Untungno, yang juga pelaku budidaya ubi madu, menegaskan pentingnya menjadikan ubi madu bukan sekadar komoditas musiman, tetapi gerakan bersama lintas sektor.

“Pengembangan ubi madu harus dilakukan bersama petani, pemerintah, dan pelaku usaha. Ubi madu Wonosobo bukan hanya unggul dari rasa, tetapi juga punya nilai ekonomi tinggi. Panen ini kami jadikan momentum untuk menegakkan pola tanam yang lebih tertib, terencana, dan berkelanjutan agar hasil panen terus meningkat,” ujar Untung.

Dari Demplot ke Pasar Ekspor

Selama beberapa tahun terakhir, KTNA Wonosobo terus berupaya memperkuat sektor pertanian dengan meningkatkan kualitas budidaya, mengembangkan hilirisasi, serta memperluas akses pasar bagi petani lokal. Pemerintah kabupaten menegaskan dukungannya terhadap langkah tersebut melalui integrasi program ketahanan pangan dan penguatan rantai pasok komoditas lokal.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Wonosobo, Dwiyama, menilai kegiatan ini mencerminkan komitmen petani dalam menjaga ketersediaan pangan.

“KTNA telah menunjukkan kontribusi besar dalam memperkuat ketahanan pangan daerah. Tema yang diangkat hari ini selaras dengan semangat kebersamaan agar petani semakin berdaya,” kata Dwiyama.

Kini, ubi madu Wonosobo memiliki sembilan grade kualitas yang menyesuaikan kebutuhan pasar, mulai dari kelas ekspor hingga pasar domestik. Produk ini telah dipasarkan ke Singapura serta sejumlah kota besar seperti Yogyakarta, Semarang, dan Solo.

Pasar Luas dan Nilai Tambah

Selain menembus pasar ekspor, ubi madu Wonosobo juga masuk ke berbagai kanal distribusi: supermarket, pasar raya, toko grosir, sentra penjualan ubi oven, dan pabrik pengolahan keripik. Diversifikasi produk dan saluran distribusi itu membuka peluang bagi petani untuk mendapatkan nilai tambah lebih tinggi serta memperluas jejaring usaha.

Bagi KTNA, upaya kolektif ini bukan hanya soal panen, tapi juga soal memperkuat ekonomi kerakyatan dari akar rumput. Dengan semangat gotong royong, petani Wonosobo menegaskan kesiapan mereka menjadi garda depan dalam mewujudkan kemandirian pangan daerah.

You may also like

Leave a Comment

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy