Wonosobo, satumenitnews.com – Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di Kabupaten Wonosobo telah rampung dilaksanakan pada tahap pertama tahun ini. P3-TGAI merupakan langkah pemerintah dalam meningkatkan fungsi saluran irigasi tersier agar lebih efisien dan optimal, terutama dalam mendukung kegiatan pertanian di daerah.
Kepala Bidang SDA PUPR Wonosobo, Budi Setiyono, S.T., M.Si., menegaskan program P3-TGAI yang dikoordinasikan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak telah berjalan dan dituntaskan tepat waktu. “P3-TGAI sudah selesai untuk tahap pertama tahun ini, dan ini memang program tahunan. Di dalam pelaksanaannya, termasuk 42 titik yang sudah kita data,” ujar Budi saat ditemui di kantor DPUPR Wonosobo, Kamis (6/11/2025).
Saluran Tersier Jadi Target Utama
Menurut Budi, sasaran utama P3-TGAI adalah saluran irigasi tersier yang selama ini masih menggunakan sistem saluran tanah. Ia menjelaskan, kegiatan ini juga menjadi upaya perbaikan agar air yang dialirkan lebih efisien dan tidak mudah hilang akibat meresap ke tanah. Saluran yang awalnya berbahan tanah kini diperbaiki dengan lapisan batu dan beton. “Komposisinya sekitar 40% beton dan 60% batu. Ukuran batu sendiri 10–10 cm, ketebalannya 20 cm, sementara lantai saluran setebal 15 cm. Tentu, dimensi menyesuaikan lokasi setempat,” terangnya.
Pelaksanaan pembangunan irigasi ini sepenuhnya dikelola secara swakelola oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Dengan anggaran sekitar Rp200 juta untuk setiap titiknya, setiap lokasi memiliki panjang sekitar 300 meter. “Pekerjaan dilakukan langsung oleh P3A, dan setiap titik bisa mencapai 300 meter panjangnya. Skala ini cukup signifikan untuk mendukung efisiensi distribusi air pertanian,” sambungnya.
Fokus Peningkatan, Bukan Penanganan Bencana
Budi menepis anggapan bahwa pembangunan saluran ini terkait penanganan bencana. Ia menekankan bahwa P3-TGAI fokus pada peningkatan efisiensi dan layanan saluran, bukan untuk penanganan kasus darurat. “Kalau penanganan bencana ada jalurnya sendiri. Program ini memang dikhususkan untuk peningkatan layanan agar aliran air irigasi optimal ke lahan. Kalau salurannya masih tanah, air banyak yang hilang saat perjalanan,” jelasnya.
Program ini, lanjut Budi, hanya menyasar saluran tersier yang sudah cukup tua dan belum menggunakan pasangan batu-beton. “Saluran primer dan sekunder menjadi ranah balai besar, sementara tersier, itu ranah P3A,” tegasnya. Melalui program ini, diharapkan hasil pertanian di Wonosobo bisa meningkat seiring dengan efisiensi penggunaan air yang lebih baik.

