WONOSOBO – Setelah lolos skrining untuk donor plasma konvalesen, One Andang Wardoyo melakukan donor plasma. Karena keterbatasan peralatan di UDD PMI Wonosobo, pengambilan plasma konsavelen dilakukan di UDD PMI Banyumas, Selasa (27/07).
Sekda Wonosobo, One Andang Wardoyo yang dijadwalkan donor darah menggunakan Apheresis harus bersabar. Pasalnya ditengah pengambilan plasma darahnya dengan mesin Apheresis, ia mengalami masalah dengan venanya. Darah yang harusnya dikembalikan ke tubuh Andang tidak mau masuk melalui venanya.
“Ya, ini darah yang sudah dipisah dengan plasma tidak mau dimasukan kembali ke saya. Sepertinya tubuh saya menolak, dan saya memang biasa tidak mau ambil kembalian,” kelakar Andang.
Namun demikian, pengambilan plasma tetap dilanjutkan dengan menggunakan cara manual seperti donor darah biasa. Menurutnya kejadian tersebut justru kebetulan yang bagus, dia bisa tahu dan mengerti cara kerja pengambilan plasma ternyata ada beberapa metode.
“Ini malah kebetulan, dengan begini saya menjadi tahu kalau mesin Apheresis itu kelebihan dan kekurangannya apa. Sedangkan pengambilan secara manual itu kelebihan dan kekurangannya apa. Jadi bila nanti Wonosobo mendatangkan peralatan untuk pengambilan donor plasma bisa lebih tepat guna dan sasaran,” beber andang.
Ada Dua Cara pengambilan Plasma di UDD
dr Widya yang bertanggung jawab di Unit Donor Darah mengatakan kejadian seperti yang dialami Andang seringkali terjadi. Biasanya yang bermasalah atau tidak bisa menggunakan alat Apheresis adalah orang yang venanya kecil. Maka orang tersebut disarankan untuk melakukan donor manual, pengambilan plasma secara manual ini sama persis dengan donor darah biasa.
“Sebenarnya ada dua cara pengambilan plasma, manual dan otomatis. Pengambilan plasma konvalesen manual sama persis dengan donor darah biasa, yang diambil juga darah dari pendonor. Bedanya hanya pada jenis kantong dan pengolahan darahnya saja. Ada kantong khusus untuk donor plasma, disitu juga terdapat filter sebelum diolah dan dipisahkan antara sel darah merah dan plasma mengunakan alat khusus. Sedangkan dengan mesin Apheresis yang diambil dari pendonor adalah plasmanya saja. Jumlah plasma yang diambil hasilnya 2-3 kali lebih banyak dibanding pengambilan secara manual,” terang dr Widya.
Selesai pengambilan darah untuk diambil plasmanya, Andang meminta agar rekan-rekannya dan masyarakat Wonosobo yang sudah menjadi alumni atau penyitas Covid-19 segera mendaftarkan diri sebagai pendonor plasma. Dia mengatakan mayarakat jangan malu pernah terkana Covid-19, justru harus bangga dan segera menjadi pendonor plasma untuk pasien covid saat ini.
“Ayo segera daftar jadi pendonor plasma, bisa cek di Covid rangers wonosobo dan segera daftar sebagai donor plasma. Insyaallah jadi ladang pahala,” kata Andang. (manjie/e1)