Wonosobo, Satumenitnews.com – Banjir yang melanda Wonosobo pada Senin (2/12) lalu memicu berbagai respons dari berbagai pihak. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Wonosobo, Mugi Sugeng, menegaskan pentingnya normalisasi sungai dan perbaikan drainase sebagai langkah konkret untuk mengurangi dampak banjir. Hal ini ia sampaikan usai menghadiri rapat paripurna di kantornya, Selasa (3/12).
Menurut Mugi, kondisi geografis Wonosobo yang curam menjadi salah satu alasan utama wilayah ini rentan terhadap bencana alam. Ia menyebut kemiringan wilayah hingga 75 persen memperbesar risiko banjir, terlebih saat intensitas hujan tinggi seperti sekarang.
“Geografis Wonosobo itu kemiringannya sampai 75 persen. Ini jelas rawan bencana. Musim hujan seperti sekarang, air meluap dan deras sekali. Ini ujian bagi kita semua,” kata Mugi.
Drainase Buruk dan Bangunan di Sepadan Sungai
Mugi juga menyoroti buruknya sistem drainase di beberapa wilayah, terutama di Wangan Aji. Drainase yang menyempit akibat pembangunan tidak terencana menjadi salah satu penyebab utama banjir. Banyak drainase di kawasan ini yang tersumbat, sehingga tidak mampu menampung debit air saat hujan deras.
“Drainase kita ini (Wangan Aji) jadi tumpuan aliran air dari berbagai tempat. Tapi faktanya, terjadi penyempitan di mana-mana. Ditambah lagi ada bangunan di sepadan sungai yang memperparah keadaan,” tegas Mugi.
Pola pembangunan yang mengabaikan infrastruktur dasar seperti drainase juga mendapat kritik. Ia menekankan bahwa pembangunan jalan atau proyek lainnya harus diawali dengan memperhatikan keberadaan dan fungsi drainase.
“Sebelum bangun jalan, drainase itu harus dibereskan dulu. Kalau drainase baik, setidaknya kita sudah berusaha mengantisipasi luapan air,” ujarnya.
Pemerintah Diminta Bergerak Cepat
Pasca banjir, pemerintah diminta segera turun tangan untuk membantu warga yang terdampak. Mugi menilai respons cepat sangat penting untuk memperbaiki kerusakan seperti rumah yang ambruk, kolam yang jebol, hingga membersihkan material longsor.
“Pemerintah desa dan tim penanggulangan bencana harus turun. Identifikasi kerusakan, lakukan perbaikan, dan bantu warga terdampak. Jangan dibiarkan terlalu lama,” tambahnya.
Kesadaran Masyarakat dalam Menjaga Lingkungan
Selain pemerintah, Mugi mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. Ia menyoroti kebiasaan buruk, seperti membuang sampah sembarangan atau membangun di bantaran sungai, yang dapat memperburuk dampak banjir.
“Ini tanggung jawab bersama. Pemerintah harus memberikan edukasi, sementara masyarakat juga perlu sadar bahwa langkah kita, meskipun kecil, bisa merugikan orang lain,” tuturnya.
Wangan Aji, yang menjadi aliran utama dari pemukiman sebelah timur, menurutnya adalah contoh nyata perlunya perhatian lebih terhadap drainase. Tanpa normalisasi, kawasan ini berpotensi semakin parah terdampak banjir di masa depan.
“Sepanjang Wangan Aji ini satu-satunya aliran utama dari pemukiman sebelah timur. Kalau dibiarkan, akan makin parah. Harus dinormalisasi itu,” ujar Mugi.
Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi harapan utama Mugi agar bencana serupa dapat diminimalkan di masa mendatang.