Wonosobo, satumenitnews.com — Sebanyak 311 siswa baru resmi mengikuti pembukaan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) tahun ajaran 2025/2026 di MTs Negeri 2 Wonosobo. Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari, sejak Senin hingga Rabu, 14–16 Juli 2025, di lingkungan sekolah setempat.
Kegiatan MATSAMA dibuka langsung oleh Kepala Madrasah, Eko Widodo. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa MATSAMA bukan sekadar pengenalan rutin awal tahun, melainkan menjadi ruang strategis untuk membentuk karakter siswa sejak hari pertama mereka berada di madrasah.
“MATSAMA ini kami rancang untuk membekali siswa baru dengan pemahaman nilai-nilai madrasah, penguatan karakter, dan moderasi beragama. Ini bagian dari komitmen madrasah dalam membangun generasi yang toleran, tangguh, serta bebas dari kekerasan,” kata Eko Widodo saat memberikan pengarahan kepada peserta.
Ia juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa. Oleh karena itu, MATSAMA tahun ini secara khusus mengusung agenda pencegahan perundungan (bullying) dan kekerasan dalam interaksi pelajar.
Di lapangan, pelaksanaan MATSAMA MTsN 2 Wonosobo tahun ini dilakukan dengan pendekatan edukatif dan ramah anak. Selama tiga hari, siswa dikenalkan dengan berbagai aspek kehidupan madrasah, mulai dari tata tertib, struktur organisasi sekolah, sarana prasarana, hingga peran guru dan tenaga kependidikan.
Tidak hanya itu, materi tentang keberagaman, toleransi antarumat beragama, serta praktik moderasi beragama juga menjadi bagian integral dalam sesi-sesi pembelajaran yang dikemas secara interaktif.
Salah satu panitia menyebutkan bahwa kegiatan ini telah disiapkan sejak jauh hari dan melibatkan guru serta kakak kelas dalam pendampingan siswa baru. “Kami ingin siswa baru merasa diterima dengan hangat, bukan tertekan. Tidak ada perpeloncoan, tidak ada kekerasan. Yang ada adalah penguatan nilai dan karakter,” lanjut Eko.
Suasana selama kegiatan berlangsung terlihat tertib dan penuh semangat. Siswa tampak antusias mengikuti berbagai sesi pengenalan, termasuk permainan edukatif, diskusi kelompok, serta simulasi tata krama dan etika dalam lingkungan madrasah.
Dengan pendekatan yang lebih humanis dan edukatif ini, pihak madrasah berharap dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap lingkungan sekolah sejak awal, serta membentuk sikap hormat, empati, dan tanggung jawab dalam diri siswa baru.