Home » KWT Wanita Mandiri Perboto : Tanaman Kucai Menjadi Komoditas Untuk Tabungan Anggota Kelompok

KWT Wanita Mandiri Perboto : Tanaman Kucai Menjadi Komoditas Untuk Tabungan Anggota Kelompok

by Ahvas
Listen to this article

Wonosobo, satumenitnews.com – Di Dusun Semunggang, Desa Perboto, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, sekelompok perempuan telah membuktikan bahwa lahan sempit bukan hambatan untuk menciptakan sumber ekonomi. Kelompok Wanita Tani (KWT) “Wanita Mandiri” telah menjalankan kegiatan pertanian skala rumahan selama 9 tahun secara swadaya.

Beranggotakan 28 perempuan yang aktif, KWT Wanita Mandiri memanfaatkan halaman rumah dan pinggiran saluran irigasi untuk bercocok tanam. Kegiatan utama kelompok ini adalah menanam kucai, sejenis tanaman daun yang menjadi bahan baku populer untuk tempe kemul dan siomai, dua makanan khas yang sering ditemui di Jawa Tengah.

“Kucai yang kami tanam dijual ke pedagang tempe kemul dan siomai. Penjualannya dikelola kelompok,” ujar Jumiyati, salah satu anggota KWT saat ditemui tim satumenitnews.com.

Baca juga :  3 Pekerja Meninggal Tertimbun Tanah Saat Gali Gorong-Gorong di Wonosobo

Harga Kucai dan Manfaat Ekonomi bagi Anggota

Satu ikat kucai hasil panen dijual hingga Rp5.000. Seluruh hasil penjualan disimpan sebagai tabungan kelompok. Dana tersebut tidak hanya berfungsi sebagai simpanan ekonomi, tapi juga menjadi sarana mempererat hubungan sosial antaranggota.

“Tabungan yang didapatkan dari penjualan kucai biasanya kita gunakan untuk wisata religi bersama,” tambah Jumiyati.

Kegiatan ini menjadi bagian dari cara kelompok mempertahankan semangat kebersamaan sekaligus menyisipkan nilai-nilai spiritual.

Tak Hanya Kucai, Ada Cabai hingga Bunga Mawar Yang Ditanam

Selain kucai, anggota kelompok juga menanam berbagai tanaman lain seperti daun bawang, cabai, serai, hingga bunga mawar. Semua hasil panen dimasukkan ke dalam kas kelompok yang kemudian dikelola untuk kebutuhan bersama.

Baca juga :  Koperasi Merah Putih Didirikan: Harapan Baru Kemajuan Ekonomi Warga Desa

Aktivitas KWT tidak hanya terbatas pada pertanian. Setiap bulan, mereka rutin menggelar pertemuan untuk membahas perkembangan kelompok, evaluasi hasil panen, hingga merancang program kerja ke depan.

Butuh Pelatihan untuk Berkembang

Meski kegiatan berjalan secara mandiri, KWT Wanita Mandiri berharap adanya dukungan eksternal, khususnya pelatihan pertanian modern. Menurut mereka, pelatihan sangat dibutuhkan agar kelompok dapat berkembang lebih jauh dan berdampak pada angka pengangguran di desa.

“Harapan kami KWT tidak berhenti di tanam-menanam seperti yang sudah berjalan. Kami ingin bisa berkembang dan menjadi solusi untuk mengurangi pengangguran,” kata seorang anggota KWT saat ditemui oleh tim.

Dengan semangat yang tetap menyala, KWT Wanita Mandiri menjadi bukti bahwa pemberdayaan perempuan desa bisa menjadi kekuatan ekonomi alternatif yang nyata dan berkelanjutan di tengah keterbatasan lahan dan fasilitas.

Baca juga :  Sinergi Pemerintah dan Warga Dorong Plobangan Jadi Desa Religius dan Mandiri

Klik Disini Untuk Detail

You may also like

Leave a Comment