Wonosobo, satumenitnews.com – Upaya memperkuat pengembangan desa wisata di Kabupaten Wonosobo kini diarahkan lebih terukur melalui pola percontohan. Camat Kalikajar, Aldhiana Kusumawati, S.STP., M.M, menggandeng Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo untuk mendorong Desa Kwadungan sebagai desa wisata percontohan di Kecamatan Kalikajar.
Langkah itu disampaikan Aldhiana dalam diskusi dan dialog bersama Kepala Desa Kwadungan beserta perangkat desa, serta perwakilan desa lain di sekitar Kalikajar. Pertemuan berlangsung di rumah Kepala Desa Kwadungan, Dusun Klowoh, Senin (22/12/2025).
Kwadungan Dipilih, Desa Lain Ikut Duduk Bersama
Forum tersebut dihadiri perwakilan dari Desa Lamuk, Maduretno, dan Buntu. Pemerintah kecamatan memanfaatkan pertemuan ini untuk menyamakan persepsi sejak awal, mulai dari alasan penetapan desa percontohan, cara membaca potensi, sampai kebutuhan kelembagaan pengelola desa wisata.
Aldhiana menekankan bahwa pengembangan desa wisata tidak bisa bergantung pada satu pihak atau berjalan sendiri-sendiri antar desa. Ia meminta soliditas antar desa dan dukungan pemerintah daerah berjalan seiring agar potensi wisata bisa bangkit secara terarah dan berkelanjutan.
“Kami sepakat untuk menetapkan satu desa sebagai percontohan desa wisata di Kecamatan Kalikajar. Desa Kwadungan kami dorong menjadi pilot project agar ke depan dapat menjadi inspirasi dan contoh bagi desa-desa lainnya dalam mengembangkan potensi wisata berbasis desa,” ujar Aldhiana.
Ia juga menyampaikan harapan agar model percontohan ini tidak berhenti pada seremoni penetapan. Aldhiana menilai desa wisata semestinya menggerakkan ekonomi warga, sekaligus menjaga budaya lokal, potensi alam, dan kearifan lokal yang selama ini menjadi identitas desa-desa di Kalikajar.
Disparbud Wonosobo Buka Jalur Pendampingan dari Hulu ke Hilir
Disparbud Wonosobo merespons inisiatif kecamatan dengan membawa tim teknis ke lokasi diskusi. Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Disparbud Kabupaten Wonosobo, Hapipi, S.Kom, hadir bersama Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Pertama Dimas D. Pradikta, S.E dan Rohmat S. Romadlon, S.T, serta staf Bidang Destinasi dan mahasiswa magang Disparbud Wonosobo.
Hapipi mengatakan Disparbud siap mendampingi Desa Kwadungan secara menyeluruh. Pendampingan, menurutnya, tidak hanya menyasar promosi, tetapi juga menyentuh aspek yang sering luput saat desa mulai mengusung label desa wisata.
“Kami memberikan gambaran alur penetapan desa wisata serta langkah-langkah yang harus ditempuh, termasuk kesiapan masyarakat, kelembagaan pengelola, hingga aspek daya tarik wisata. Prinsipnya, Disparbud sepenuhnya mendukung dan siap mendampingi agar desa wisata yang dibangun tidak hanya berdiri, tetapi juga mampu berkembang secara berkelanjutan,” jelas Hapipi.
Dalam dialog itu, Disparbud memaparkan alur penetapan desa wisata, pemetaan potensi, penguatan kelembagaan, hingga pengelolaan agar berjalan profesional. Pemerintah desa dan perwakilan desa lain memanfaatkan sesi tersebut untuk bertukar gagasan, terutama terkait potensi unggulan yang mungkin dikembangkan tanpa mengubah karakter lokal.
Pertaruhan di Level Desa: Siap atau Sekadar Nama?
Diskusi berlangsung interaktif karena para peserta membahas hal-hal yang menentukan keberhasilan desa wisata, seperti kesepakatan warga, kesiapan kelembagaan pengelola, serta daya tarik yang bisa dikembangkan secara konsisten. Pemerintah kecamatan mendorong agar percontohan ini menjadi rujukan praktik, bukan hanya rujukan wacana.
Di sisi lain, Disparbud menekankan pentingnya tahapan. Desa Kwadungan dan desa-desa sekitar Kalikajar diminta menyiapkan fondasi pengelolaan agar ketika desa wisata mulai berjalan, aktivitasnya bisa terukur, tertib, dan memberi manfaat bagi warga.
Pertemuan di Dusun Klowoh itu sekaligus menjadi langkah awal penyelarasan strategi lintas level pemerintahan. Kecamatan mengonsolidasikan desa-desa, desa menyiapkan dukungan dan organisasi, sementara Disparbud menyiapkan pendampingan teknis agar pengembangan desa wisata bertumpu pada kesiapan lokal.

