Politik

Krisis Lingkungan dan Infrastruktur Wonosobo Jadi Bahasan Debat Pilkada 2024

By Manjie

November 16, 2024

Wonosobo, satumenitnews.com – Debat Publik Kedua Pilkada Wonosobo 2024 yang digelar di Gedung Adipura Kencana pada Jumat (15/11/2024) menghadirkan diskusi mendalam terkait isu lingkungan dan infrastruktur.

Dua pasangan calon (paslon), yakni Afif Nurhidayat-Amir Husein (Nomor Urut 1) dan Khairullah Almutjaba (Gus Itab)-Sidqi Ferin Diana (Nomor Urut 2), menyampaikan visi, misi, dan strategi mereka dalam menangani tantangan yang menjadi perhatian masyarakat Wonosobo.

Kerusakan Mata Air Akibat Alih Fungsi Lahan

Moderator membuka sesi debat dengan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Wonosobo yang menunjukkan bahwa 12,07% mata air di Wonosobo mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan oleh alih fungsi lahan, eksploitasi berlebihan, dan penurunan kualitas daerah tangkapan air.

Afif Nurhidayat dari Paslon Nomor Urut 1 menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Kami bekerja sama dengan Pokdarwis, PDAM, dan perusahaan seperti Indonesia Power untuk menanam pohon di sekitar aliran Sungai Serayu. Program bersih-bersih sungai juga kami galakkan untuk mengajak masyarakat terlibat dalam konservasi lingkungan,” ujarnya.

Sebaliknya, Gus Itab dari Paslon Nomor Urut 2 mengusulkan penghidupan kembali Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) sebagai solusi strategis.

“PHBM dapat mengintegrasikan pelestarian lingkungan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan melibatkan komunitas, konservasi lingkungan bisa lebih berkelanjutan,” jelasnya.

Infrastruktur Ramah Lingkungan untuk Pariwisata

Debat kemudian berlanjut pada infrastruktur pariwisata. Afif menjelaskan bahwa pemerintah telah membangun infrastruktur seperti tempat pertunjukan seni di kawasan wisata Telaga Cebong dan Kalianget.

“Selain mendukung budaya lokal, fasilitas ini dirancang untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan,” ungkapnya.

Namun, Gus Itab menilai infrastruktur pariwisata masih kurang optimal, terutama akses jalan menuju lokasi wisata.

“Banyak tempat wisata yang aksesnya buruk, ini menurunkan daya tarik wisatawan. Kami mengusulkan teknologi ramah lingkungan, seperti panel surya, untuk kawasan wisata terpencil,” katanya.

Pengembangan Dieng sebagai Geopark Nasional

Kawasan Dieng Geopark Nasional menjadi salah satu fokus utama diskusi. Afif menyebut bahwa status Dieng sebagai Geopark Nasional membuka peluang pendanaan dari pusat untuk pengembangan wisata dan pelestarian lingkungan.

“Dieng adalah wajah Wonosobo. Kami akan memastikan pengelolaannya berbasis prinsip keberlanjutan,” tegasnya.

Sidqi Ferin Diana dari Paslon Nomor Urut 2 mengingatkan agar pembangunan di Dieng tetap menjaga karakter ekosistem setempat.

“Keindahan alam Dieng adalah daya tarik utamanya. Jangan sampai pembangunan justru merusak keunikan itu,” ungkapnya.

Afif memaparkan program infrastruktur hijau dengan penanaman pohon di sepanjang jalan baru sebagai langkah konkret untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan.

“Setiap proyek infrastruktur harus menyumbang manfaat nyata terhadap lingkungan,” katanya.

Namun, Gus Itab mengkritik pendekatan tersebut sebagai langkah yang belum cukup.

“Infrastruktur hijau harus lebih dari sekadar menanam pohon. Perlu regulasi tegas untuk memastikan proyek infrastruktur tidak merusak lingkungan,” ujarnya.