Wonosobo, satumenitnews.com – Dalam rangka mengatasi tantangan HIV/AIDS di Kabupaten Wonosobo, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan menggandeng LSM lokal seperti Wonosobo Youth Center (WYc) untuk memperkuat upaya penanggulangan penyakit tersebut. Kolaborasi ini bertujuan untuk menjangkau kelompok rentan yang sering kali sulit diakses oleh petugas medis, seperti pekerja seks, pengguna narkoba suntik, dan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL).
Kerja Sama dengan LSM untuk Akses yang Lebih Luas
Heriyono, SKM MM, Kepala Bidang P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) Dinas Kesehatan Wonosobo, menjelaskan pentingnya peran LSM seperti WYc dalam menjangkau kelompok rentan tersebut.
“Kolaborasi dengan LSM memungkinkan kami untuk lebih efektif dalam memberikan edukasi dan pemeriksaan rutin bagi mereka yang berisiko tinggi terkena HIV,” ujar Heri.
WYc, sebagai salah satu LSM yang aktif di Wonosobo, memiliki akses lebih langsung dan dekat dengan kelompok-kelompok berisiko tinggi. Dengan jaringan yang luas dan relawan terlatih, mereka dapat mengedukasi serta mengajak kelompok-kelompok ini untuk ikut serta dalam pemeriksaan HIV.
Sinergi antara pemerintah dan WYc ini membantu meminimalisir penularan dengan deteksi dini dan pencegahan melalui pengobatan yang tepat.
Pentingnya Pemeriksaan Rutin untuk Kelompok Rentan
Pemeriksaan rutin merupakan langkah penting dalam mengidentifikasi orang yang terinfeksi HIV pada tahap awal, terutama di kalangan kelompok berisiko tinggi. Pemerintah Kabupaten Wonosobo, bersama dengan WYc, telah menyusun strategi untuk memeriksa secara teratur kelompok-kelompok seperti pekerja seks, LSL, dan ibu hamil, guna mencegah penularan lebih lanjut.
“Selain melakukan pemeriksaan untuk ibu hamil, kami juga memfokuskan pada pemeriksaan rutin untuk pasangan yang berisiko dan kelompok-kelompok kunci. Hal ini dapat membantu kita mengurangi penularan HIV di masyarakat,” kata Heri.
Pentingnya Edukasi dalam Mengurangi Stigma Sosial
Stigma sosial terhadap penderita HIV masih menjadi masalah besar di masyarakat. Banyak orang yang terinfeksi HIV merasa terisolasi dan tidak mendapatkan dukungan karena ketakutan akan dikucilkan. Oleh karena itu, edukasi yang dilakukan oleh pemerintah dan LSM sangat penting untuk mengubah persepsi ini.
Heri menambahkan, “Kami ingin mengedukasi masyarakat agar tidak lagi menstigma penderita HIV. HIV bukan hanya masalah moral, tetapi masalah kesehatan yang bisa menyerang siapa saja.”
Dalam program edukasi ini, WYc turut berperan aktif untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara penularan HIV yang sebenarnya, yaitu melalui hubungan seksual tidak aman, transfusi darah, atau penggunaan jarum suntik bergantian.
Sinergi untuk Masa Depan yang Sehat
Kerja sama yang terjalin antara pemerintah dan LSM dalam menanggulangi HIV di Wonosobo bukan hanya soal deteksi dini, tetapi juga tentang menciptakan generasi yang lebih sehat dan lebih sadar akan pentingnya pencegahan HIV.
Dengan pendekatan berbasis komunitas dan keterlibatan masyarakat secara aktif, program ini diharapkan dapat mempercepat penurunan angka penularan HIV di Wonosobo.
“Kerja sama yang baik antara pemerintah, LSM, dan masyarakat sangat penting untuk membangun masa depan yang bebas HIV. Kami ingin Wonosobo menjadi contoh dalam penanggulangan HIV dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat,” ungkap Heri.