Wonosobo, satumenitnews.com –Dinas Pangan, Pertanian, dan Peternakan (Dispaperkan) Kabupaten Wonosobo menginisiasi Kebun Belajar Tani sebagai ruang edukatif bagi generasi muda untuk mengenal dunia pertanian secara langsung. Bertempat di Rojoimo Wonosobo program ini menargetkan 20 sesi pelatihan sepanjang 2025, melibatkan peserta dari berbagai jenjang, mulai dari TK, SD, SMP, hingga mahasiswa.
Umar Soid, Kepala Bidang Program dan Penyuluhan Dispaperkan, menjelaskan bahwa pembelajaran dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan usia peserta. “Untuk anak-anak usia dini, kami fokus pada pengenalan. Mereka diajak keliling lahan, memegang tanaman, hingga bermain media tanam,” ungkapnya.
Kegiatan Praktik hingga Panen Langsung
Untuk pelajar yang lebih tinggi dan mahasiswa, materi disusun lebih aplikatif, seperti praktik pembuatan pupuk dan pengelolaan tanah. Program ini juga terbuka untuk organisasi kepemudaan yang ingin belajar langsung di lapangan.
“Sudah enam sesi kami jalankan. Pernah diikuti oleh siswa SMP, MAN, hingga mahasiswa seperti yang sedang berlangsung hari ini. Mereka cukup antusias karena bisa langsung praktik,” kata Umar.
Salah satu sesi terbaru diikuti mahasiswa dari Polbangtan bersama petani dari lima kecamatan: Mojotengah, Kaliwiro, Kretek, Wadaslintang, dan Watumalang. Perwakilan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) juga turut hadir sebagai pendamping.
Edukasi Terbuka bagi Sekolah dan Komunitas
Dispaperkan membuka kesempatan bagi sekolah, organisasi kepemudaan dan komunitas yang berminat mengikuti pelatihan. Permohonan cukup diajukan secara resmi, kemudian jadwal akan disesuaikan.
“Kalau ada sekolah yang ingin belajar soal pembuatan bibit atau pupuk organik, tinggal ajukan. Kami siapkan materi, narasumber, dan bahan praktiknya,” ujar Umar., Dengan demikian fasilitas yang diberikan sudah sangat cukup untuk dilangsungkan pembelajaran pertanian dari mulai teori hingga praktik bertani.
Tumbuhkan Ketertarikan pada Pertanian Sejak Dini
Program ini bertujuan menumbuhkan minat terhadap pertanian di kalangan muda, dari usia dini hingga mahasiswa. Dengan mengenal proses bercocok tanam sejak awal, diharapkan mereka bisa melihat pertanian sebagai bidang yang menarik dan menjanjikan.
“Kalau sejak kecil mereka terbiasa dekat dengan pertanian, kelak akan lebih mudah tertarik untuk ikut mengembangkan sektor ini,” pungkas Umar.