Home » Isolasi Mandiri, Ini Yang Harus Diperhatikan

Isolasi Mandiri, Ini Yang Harus Diperhatikan

by Manjie
Listen to this article

WONOSOBO – Saat ini banyak Rumah Sakit penuh karena pasien Covid-19 yang membludak. Isolasi mandiri menjadi pilihan banyak orang saat wabah ini datang menghampiri. dr. R. Danang Sananto Sasongko MM., Direktur RSUD Setjonegoro Wonosobo membagikan beberapa tips untuk pasien Covid-19 yang lakukan isolasi mandiri.

“Oksimeter sekarang banyak dijual di apotek, ini langkah awal yang harus disiapkan untuk lakukan isoman. Jadi pasien atau keluarganya bisa mengukur sendiri kadar oksigennya. Jika kadar oksigen dibawah 90% disertai gejala sesak nafas maka perlu pemberian suplementasi oksigen,” jelas dr. Danang.

Danang juga menyarankan untuk  ruangan isolasi mandiri baiknya memiliki ventilasi udara yang cukup dan sinar matahari bisa masuk ruangan. Jika saturasi oksigen sudah kurang dari atau sama dengan 93 persen, suplementasi oksigen harus diberikan, misalnya menggunakan tabung oksigen pada kasus pasien isoman.

Baca juga :  Video Viral Belatung, Ada Unsur Fetish atau Masokis?

“Kalau kurang dari atau sama dengan 93 persen, sebaiknya diberikan suplementasi oksigen. Hanya saja untuk oksigen ini kan cara pemberiannya bervariasi. Ada yang tabung oksigen, ada yang masker, ada yang tekanan tinggi sampai ventilator. Itu sangat tergantung derajat beratnya kekurangan oksigen,” terang dr Danang, Kamis (08/07)

Pada pasien COVID-19, jika saturasi oksigen di bawah 90 persen, maka derajat kekurangan oksigen pasien tersebut sudah tergolong berat dan perlu penanganan rumah sakit.

“Cara pemberian tabung oksigen hanya di rumah jikalau mungkin sebagai pertolongan pertama bisa dilakukan di rumah kalau memang tersedia, tapi segera ke rumah sakit. Apabila pasien sudah membutuhkan oksigen berarti dia termasuk kasus berat. Pasien ini tidak bisa dirawat di rumah. Harus di rumah sakit,” lanjut dr Danang.

Baca juga :  Sekda Mau Jadi Pelopor Donor Plasma ASN

Posisi Proning Sebagai Pertolongan Pertama

Saat saturasi oksigen terdeteksi rendah, dr Danang merekomendasikan posisi proning sebagai langkah pertama. Saat posisi tubuh tidur telentang, fungsi paru di bagian punggung cenderung tidak maksimal karena tertekan di belakang.

Prone position pada kondisi seperti ini disarankan untuk membuka area-area belakang supaya daerah paru di belakang terjadi fungsi maksimal sehingga oksigenasi bertambah,” jelas dr Danang.

Namun dr Danang menekankan, posisi proning harus dibarengi suplementasi oksigen dan penanganan rumah sakit jika saturasi tak kunjung kembali normal.

Berikut urutan hal yang perlu dilakukan jika saturasi oksigen di bawah 90 persen:

  1. Jangan panik
  2. Atur napas yang baik
  3. Mencoba prone position
  4. Berikan oksigen bila ada
  5. Cek kembali saturasi
  6. Bila masih rendah, segera ke rumah sakit
Baca juga :  Kabinda Jateng : Vaksinasi Anak Umur 6 sampai 11 Tahun di Rimpak, Pertama Kali di Jateng

 

You may also like

Leave a Comment

error: Content is protected !!