Wonosobo, satumenitnews.com — Kuliah Umum Literasi Digital HerTech bertajuk Perempuan Berdaya AI digelar untuk mahasiswa Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo, Rabu (17/12/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Pelatihan HerTech AI, kolaborasi Pemerintah Kabupaten Wonosobo dengan ICT Watch untuk mendorong pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi, khususnya kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI).
Panitia membuka kegiatan ini secara inklusif bagi mahasiswa dan mahasiswi. Tujuannya membangun pemahaman digital yang setara dan kolaboratif antara perempuan dan laki-laki, agar mampu merespons dinamika transformasi digital secara berkeadilan, sekaligus memahami manfaat ai tanpa mengabaikan etika.
Selain kuliah umum, rangkaian kegiatan juga memuat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS). PKS ditandatangani antara Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Fakultas Komunikasi dan Sosial Politik UNSIQ.
Kerja sama itu menjadi langkah penguatan sinergi dalam bidang literasi digital, pengembangan sumber daya manusia, serta pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan akademik. Dengan PKS ini, ruang kolaborasi tidak berhenti pada satu kali acara, namun diarahkan menjadi program yang bisa berjalan lebih terukur.
Siapa Saja yang Terlibat
Rektor UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo, Dr. H. Z. Sukawi, M.A, menyambut baik pelaksanaan Kuliah Umum HerTech. Ia juga menilai kolaborasi yang terjalin antara Pemerintah Kabupaten Wonosobo, ICT Watch, dan UNSIQ sebagai langkah relevan di tengah percepatan teknologi.
Sukawi menilai perguruan tinggi memiliki peran strategis untuk menyiapkan generasi muda agar adaptif, memiliki kecakapan digital, serta mampu memanfaatkan AI secara bertanggung jawab. Menurutnya, manfaat ai seharusnya terasa untuk kepentingan akademik, pengembangan diri, dan kesiapan memasuki dunia kerja.
“Mahasiswa tidak cukup hanya menjadi pengguna teknologi. Mereka harus kritis dalam menyikapi informasi digital, adaptif terhadap perubahan, serta memiliki pemahaman etika agar pemanfaatan teknologi, termasuk AI, tetap berlandaskan nilai-nilai moral dan kemaslahatan,” ujarnya.
Literasi Digital Dianggap Mendesak
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo, Kristhiana Dhewi, menegaskan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan besar dalam hampir seluruh aspek kehidupan. Karena itu, ia menilai literasi digital menjadi kebutuhan bersama, tidak terbatas pada kelompok tertentu.
“Transformasi digital menghadirkan peluang sekaligus tantangan. Karena itu, literasi digital menjadi kebutuhan bersama, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Mahasiswa perlu dibekali pemahaman agar mampu memanfaatkan teknologi, termasuk AI, secara aman, etis, dan produktif,” ungkapnya.
Kristhiana juga mengapresiasi antusiasme dan respons positif UNSIQ, khususnya dari Fakultas Komunikasi dan Sosial Politik serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia menyebut komitmen fakultas menjadi modal penting agar upaya literasi digital tidak berhenti di ruang acara, melainkan berlanjut ke praktik belajar dan aktivitas mahasiswa.
“Kolaborasi ini menjadi langkah strategis dalam membangun generasi muda yang tidak hanya cakap digital, tetapi juga bijak dan bertanggung jawab dalam memanfaatkan teknologi,” tambahnya.
Target Peserta dan Pola Pelatihan
Diskominfo Wonosobo menyatakan berkomitmen memperkuat kolaborasi dengan ICT Watch, lembaga masyarakat sipil yang selama ini mendorong literasi digital di Indonesia melalui gerakan Internet Sehat. Kolaborasi itu juga disebut sejalan dengan peran ICT Watch sebagai mitra pemerintah pusat, termasuk Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi).
Diskominfo Wonosobo bersama ICT Watch menyelenggarakan Pelatihan HerTech Perempuan Berdaya AI dengan target total 1.050 peserta. Sasaran pesertanya beragam, mulai dari perempuan pelaku UMKM, ASN, komunitas pemuda, hingga mahasiswa.
Penyelenggara menerapkan metode pelatihan kombinasi daring dan luring. Dari rangkaian awal pelaksanaan pada Rabu, 17 Desember 2025, disebutkan 500 mahasiswa dan mahasiswi UNSIQ masuk dalam target peserta.
Melalui kegiatan ini, penyelenggara berharap mahasiswa dapat menjadi agen literasi digital di lingkungan masing-masing. Harapan itu mencakup kemampuan memilih dan memverifikasi informasi, memahami risiko ruang digital, serta menggunakan AI secara bertanggung jawab.
Manfaat ai yang ditekankan bukan sekadar soal kemampuan memakai aplikasi, tetapi juga cara memakainya untuk mendukung pembelajaran, mendorong inovasi, dan meningkatkan kesiapan menghadapi dunia kerja di era digital. Pada titik ini, literasi digital diposisikan sebagai bekal praktis sekaligus bekal etis, agar pemanfaatan teknologi tetap berpihak pada kemaslahatan.

