Wonosobo, satumenitnews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo bersama Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) terus memperkuat peran kelembagaan PKK agar program pembangunan keluarga berjalan lebih efektif dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Langkah strategis itu ditegaskan dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda), Rapat Konsultasi (Rakon), serta Pencanangan Kesatuan Gerak PKK “Bangga Kencana Kesehatan Kabupaten Wonosobo Tahun 2025” yang digelar di Gedung Adipura, Senin (8/12/2025).
Arah Baru Gerakan PKK
Wakil Bupati Wonosobo, Amir Husein, menyebut kegiatan tersebut bukan sekadar agenda rutin, melainkan momen penting untuk menentukan arah gerakan PKK di tahun mendatang. Ia menegaskan, PKK memiliki peran strategis sebagai mitra utama pemerintah daerah dalam pembangunan manusia.
“Gerakan PKK harus fokus pada penguatan ketahanan keluarga di segala aspek, baik ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan. Dari keluarga yang berdaya, akan lahir generasi unggul dan masyarakat sejahtera,” ujar Husein.
Selain memperkuat dimensi ketahanan keluarga, Husein juga meminta jajaran TP PKK menjadikan hasil Rakernas X PKK sebagai pedoman dalam menjalankan gerakan di daerah. Ia menilai penyesuaian cerdas antara kebijakan nasional dan lokal menjadi kunci keberlanjutan program PKK.
Stunting menjadi perhatian khusus dalam forum tersebut. Pemkab mengapresiasi kiprah PKK yang selama ini aktif mendorong perencanaan keluarga sehat dan edukasi gizi. “Kolaborasi lintas sektor adalah keniscayaan. PKK mesti menjadi pusat inovasi layanan keluarga yang manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” tambah Husein.
Ia pun mengajak semua pihak, mulai dari organisasi perangkat daerah (OPD), camat, lurah hingga kelompok masyarakat, untuk memperkuat sinergi pembangunan. “Mari kita bahu-membahu membangun keluarga berdaya, mandiri, dan bahagia sebagai fondasi Wonosobo yang sejahtera, adil, dan makmur,” tutupnya.
Sinergi Bangga Kencana dan Kesehatan
Ketua TP PKK Kabupaten Wonosobo, Dyah Afif Nurhidayat, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menyelaraskan arah gerakan PKK menuju tahun 2026. Ia menekankan, pengintegrasian kegiatan Rakerda dan Rakon dengan pencanangan Kesatuan Gerak PKK, Bangga Kencana, serta Kesehatan merupakan bentuk kolaborasi antara PKK dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DPPKBPPPA).
Dyah menyebut, Rakernas X PKK sebelumnya menghasilkan tiga dokumen strategis untuk periode 2025–2029, yakni Rencana Induk Gerakan PKK, Strategi Gerakan PKK, dan Petunjuk Teknis Tata Kelola Kelembagaan PKK. Dokumen itu menjadi acuan utama arah kebijakan nasional dalam lima tahun ke depan.
Fokus utama PKK kini diarahkan pada penguatan ketahanan keluarga di bidang kesehatan, gizi, dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), perlindungan anak dan pendidikan keluarga, serta digitalisasi kelembagaan dan optimalisasi dasawisma.
“Visi besar PKK adalah terwujudnya keluarga berdaya dan sejahtera untuk mendukung Indonesia Emas 2045. Karena itu, kolaborasi multipihak menjadi hal yang tak bisa ditawar,” tegas Dyah.
Transformasi Posyandu 6 Bidang
Dalam kesempatan itu, Pemkab Wonosobo juga menyoroti implementasi Permendagri Nomor 13 Tahun 2024 tentang penguatan Posyandu sebagai pusat layanan terpadu enam bidang.
Transformasi Posyandu ini mencakup layanan Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Gizi, Pendidikan Anak dan Pengasuhan, Ekonomi Keluarga (UP2K), serta Ketahanan Lingkungan dan Kesiapsiagaan Bencana.
Tahun 2025, tiga desa ditetapkan sebagai proyek percontohan Posyandu 6 Bidang, yaitu Desa Manggis (Leksono), Desa Sukorejo (Mojotengah), dan Desa Candimulyo (Kertek). Targetnya, pada 2026 seluruh Posyandu di Wonosobo menerapkan model layanan terpadu ini.
Komitmen untuk Cegah Stunting dan Perkuat Ekonomi Keluarga
Upaya penguatan keluarga juga menyentuh isu stunting. Dyah menyampaikan capaian program GENTING (Gerakan Cegah Stunting) yang perlu dilanjutkan dengan pendampingan intensif, agar intervensi bisa benar-benar menyentuh akar masalah gizi anak.
Selain kesehatan, PKK kini juga berperan sebagai pintu masuk penguatan ekonomi keluarga, literasi digital, dan ketahanan pangan daerah. Dalam acara itu, layanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) turut dibuka bagi masyarakat dengan target 27 akseptor.
Gerakan PKK yang semakin solid dan adaptif diharapkan mampu menjadi motor perubahan sosial di tingkat keluarga hingga dasawisma, memperkuat fondasi kesejahteraan Wonosobo dari akar paling bawah.