Pemimpin Harus Lahir dari Sekolah Dasar, Eko Prasetyo Ungkap Alumni SDN 1 Kalikajar Jadi Jenderal

Listen to this article

Wonosobo, satumenitnews.com – Ketua DPRD Wonosobo, Eko Prasetyo, menjadi inspektur upacara bendera di SDN 1 Kalikajar, Senin (03/11/2025), dalam rangkaian safari sekolah ramah anak. Kegiatan ini menjadi wadah silaturahmi dan edukasi langsung antara pimpinan daerah dengan guru serta siswa di lingkungan pendidikan dasar.

Sekolah Sebagai Ruang Pembentukan Karakter

Dalam amanat upacara, Eko Prasetyo menekankan pentingnya peran sekolah sebagai tempat membangun karakter generasi muda. Menurutnya, lembaga pendidikan tidak boleh hanya berorientasi pada nilai akademik, tetapi juga bertanggung jawab menanamkan moral, disiplin, dan kepribadian sejak usia dini.

Eko mengatakan, dunia pendidikan hari ini harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai luhur bangsa. Ia mendorong lingkungan sekolah agar tetap menjadi ruang yang nyaman dan terbuka bagi setiap anak untuk berpendapat serta menghargai perbedaan.

“Sekolah harus menjadi rumah kedua bagi anak-anak. Di sini mereka belajar bukan hanya ilmu, tetapi juga nilai dan budi pekerti,” ucapnya.

Lulusan SDN 1 Kalikajar Ada yang Jadi Jenderal

Eko juga menyampaikan rasa bangga terhadap prestasi para alumni SDN 1 Kalikajar yang berhasil meniti karier hingga tingkat nasional. Ia mengungkapkan, ada seorang lulusan sekolah tersebut yang kini telah menjadi jenderal di institusi TNI, sebagai bukti bahwa kualitas pendidikan dasar di desa bisa menghasilkan figur hebat.

“Saya dengar ada alumni sekolah ini yang sekarang sudah menjadi jenderal. Itu luar biasa, bukti bahwa dari sekolah manapun bisa lahir pemimpin masa depan,” kata Eko.

Dalam dialog singkat dengan para siswa, Eko menanyakan cita-cita mereka ketika dewasa nanti. Suasana tampak hangat ketika beberapa siswa dengan antusias menyebut ingin menjadi guru, dokter, polisi, dan bahkan anggota TNI. Momen itu menjadi bagian dari upaya menanamkan kepercayaan diri sejak dini.

Guru sebagai Penentu Arah Generasi

Kepada para guru, Ketua DPRD Wonosobo menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kerja keras dalam mendidik anak-anak di wilayah pedesaan. Ia menilai, guru memiliki peran strategis dalam pembentukan karakter siswa.

“Guru adalah ujung tombak pendidikan. Dari ketulusan dan semangat merekalah lahir generasi masa depan yang berintegritas,” ujarnya.

Eko pun berharap dukungan pemerintah daerah terhadap peningkatan kesejahteraan guru dan fasilitas sekolah terus diperkuat, terutama bagi sekolah dasar di pelosok kecamatan.

SDN 1 Kalikajar Dorong Lingkungan Belajar Tanpa Bullying

Kepala SDN 1 Kalikajar, Jumaroh, S.Pd. SD, menuturkan bahwa selama ini pihak sekolah berupaya menjaga lingkungan belajar yang kondusif dan bebas perundungan. Menurutnya, meski aktivitas anak-anak terkadang terlalu aktif, potensi gesekan bisa segera diatasi karena adanya pengawasan guru di jam istirahat.

“Kalau di sini, alhamdulillah tidak pernah sampai pada tahap bullying. Kadang hanya anak-anak yang terlalu aktif saja, tapi guru sudah tahu kapan harus mengawasi dan menenangkan situasi,” jelas Jumaroh.

Ia juga menambahkan, kebiasaan atau perilaku siswa dipantau melalui kartu kendali kebiasaan. Guru bersama orang tua memantau perkembangan siswa agar potensi permasalahan sosial bisa terdeteksi sedini mungkin.

Sinergi Guru dan Orang Tua Lewat Paguyuban

Untuk memperkuat komunikasi, SDN 1 Kalikajar mengelola grup WhatsApp kelas yang diikuti oleh wali murid dan guru dalam satu paguyuban. Grup ini berfungsi sebagai ruang tanggap cepat untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul di sekolah maupun di rumah.

“Kalau ada masalah kecil, bisa langsung diselesaikan di grup. Jadi, tidak sampai meluas. Komunikasi antara guru dan orang tua berjalan baik,” ujar Jumaroh.

Pengendalian Penggunaan Gadget

Selain soal karakter dan disiplin, pihak sekolah juga aktif mengingatkan orang tua terkait penggunaan gadget pada anak. Melalui kegiatan parenting, guru menegaskan pentingnya batas waktu penggunaan gawai maksimal dua jam per hari.

“Biasanya saya sampaikan saat pertemuan orang tua, HP harus dimatikan sejam sebelum anak tidur. Jadi anak bisa istirahat dengan pola yang sehat,” ungkapnya.

Meski demikian, ia mengakui tantangan zaman digital membuat siswa tetap membutuhkan perangkat untuk mengerjakan tugas sekolah. Karena itu, pengendalian dilakukan dengan pendekatan kolaboratif bersama orang tua agar penggunaan tetap dalam batas yang wajar.

Related posts

Wajah Baru Satlantas Temanggung, Duta Pelayanan Siap Sambut Masyarakat

Prediksi Cuaca Ekstrem: Longsor di Surengede Uji Kesiapsiagaan Warga Lereng

Evaluasi Kinerja Kementerian 2025, Arsip Jadi Cermin Masa Depan Pemerintahan Daerah

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Read More