Wonosobo, satumenitnews.com — Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan desa, Pemerintah Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, menyalurkan bibit padi unggul kepada kelompok tani setempat. Aksi ini merupakan bagian dari program Desa Mandiri Bibit yang hasilkan kolaborasi antara Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Tengah dan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah.
Kegiatan distribusi berlangsung pada Senin (6/10/2025) di Balai Desa Talunombo. Sebanyak 1 ton bibit padi varietas Gamagora 7 dan MD 75 dibagikan secara gratis kepada kelompok tani yang sebelumnya terlibat dalam kegiatan demplot percontohan.
Teknologi, Kolaborasi, dan Semangat Mandiri
Kepala Desa Talunombo, Badarudin, menjelaskan bahwa distribusi bibit ini merupakan hasil nyata dari kerja sama riset dan praktik pertanian di lapangan. “Bibit ini hasil demplot seluas satu hektare yang kami tanam bersama mitra. Sekarang kami distribusikan kepada masyarakat untuk digunakan pada musim tanam berikutnya,” ujarnya.
Menurut Badarudin, dua varietas tersebut Gamagora 7 dan MD 75 dipilih karena telah terbukti unggul dalam produktivitas, adaptasi iklim, serta ketahanan terhadap serangan hama. “Dengan bibit unggul ini, petani bisa mengurangi risiko gagal panen dan menekan biaya produksi karena tidak perlu beli benih sendiri,” tambahnya.
Pemerintah desa berharap langkah ini menjadi tonggak awal dalam mewujudkan sistem pertanian yang lebih mandiri, berkelanjutan, dan berbasis potensi lokal.
BRIDA dan BI Perkuat Peran Desa
Program *Desa Mandiri Bibit* menempatkan BRIDA Jawa Tengah sebagai penyedia inovasi teknologi pertanian sekaligus pendamping lapangan. Sementara Bank Indonesia berperan dalam memperkuat sisi kelembagaan dan ekonomi kelompok tani.
“Kolaborasi ini penting agar desa bisa mengelola kebutuhan pangannya secara mandiri, terutama di tengah dinamika harga pangan dan perubahan iklim yang tidak menentu,” kata Badarudin.
Melalui dukungan kedua institusi tersebut, desa memiliki peluang lebih besar untuk membangun sistem pertanian yang adaptif terhadap tantangan modern, mulai dari perubahan cuaca ekstrem hingga krisis pasokan benih.
Dampak Produktivitas dan Target Desa
Data Dinas Pertanian Kabupaten Wonosobo mencatat rata-rata produktivitas padi di wilayah tersebut masih di kisaran 5–6 ton per hektare. Dengan penggunaan varietas unggul seperti Gamagora 7, produktivitas berpotensi meningkat hingga 8 ton per hektare dalam kondisi optimal.
Pemerintah Desa Talunombo juga menargetkan, dalam beberapa tahun ke depan, petani tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, tetapi juga dapat menyuplai beras ke wilayah sekitar.
Langkah ini diharapkan menciptakan ekosistem pertanian yang kuat—di mana teknologi, pembiayaan, dan partisipasi masyarakat saling terhubung.
“Kemandirian pangan tidak bisa dibangun hanya dari atas. Harus dimulai dari desa, dari lahan milik rakyat sendiri,” tegas Badarudin, menutup sambutannya di hadapan para petani.