Jawa Tengah

Imbas Kasus Korupsi Pertamina Picu Penurunan Permintaan Pertamax di SPBU Wonosobo

By Manjie

February 28, 2025

Wonosobo, satumenitnews.com – Kasus dugaan korupsi di PT Pertamina yang melibatkan tujuh tersangka berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan BUMN tersebut, terutama terkait konsumsi BBM jenis Pertamax. Salah satu imbasnya terlihat jelas di SPBU Krasak, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, yang mengalami penurunan permintaan Pertamax.

Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan tujuh orang tersangka dalam kasus ini yang melibatkan tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina, Sub Holding, serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023. Kasus ini menyebabkan kerugian negara yang diperkirakan mencapai Rp193,7 triliun. Sebelumnya, Kejagung juga telah menetapkan empat jajaran direksi Pertamina sebagai tersangka.

Tujuh Tersangka Kasus Korupsi Pertamina

Adapun tersangka yang terlibat dalam kasus ini antara lain Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan, Direktur Optimasi Feedstock dan Produk PT Kilang Pertamina Internasional Sani Dinar Saifuddin, serta Vice President (VP) Feedstock PT Kilang Pertamina Internasional Agus Purwono.

Tersangka lainnya termasuk Direktur Utama PT Pertamina International Shipping Yoki Firnandi, beneficiary owner PT Navigator Khatulistiwa Muhammad Kerry Andrianto Riza, serta Komisaris PT Navigator Khatulistiwa berinisial DW. Selain itu, terdapat dua tersangka lagi dari PT Jenggala Maritim, yakni Dimas Werhaspati dan Gading Ramadan Joede, yang juga turut terlibat dalam kasus ini.

Penurunan Permintaan Pertamax di SPBU Wonosobo

Fenomena penurunan permintaan BBM jenis Pertamax mulai terlihat di SPBU Krasak, Wonosobo. Supervisor SPBU Krasak, Danang Tri Yulianto, menyebutkan bahwa setelah kasus ini mencuat, permintaan Pertamax di SPBU mereka turun sekitar 10 persen. Sebaliknya, permintaan Pertalite justru mengalami kenaikan sekitar 10-20 persen.

“Sebelum adanya pemberitaan, penjualan Pertamax cukup bagus. Setelah pemberitaan, terjadi sedikit penurunan permintaan karena masyarakat kurang percaya. Penurunan sekitar 10%. Sementara itu, Pertalite mengalami kenaikan permintaan sekitar 10-20%,” ujar Danang saat diwawancarai, Kamis, 27 Februari 2025.

Menurutnya, penurunan permintaan Pertamax ini tidak hanya dipengaruhi oleh harga yang lebih tinggi dibandingkan Pertalite, tetapi juga oleh faktor ketidakpastian yang muncul akibat kasus korupsi yang menimpa Pertamina.

Faktor Kepercayaan dan Selisih Harga Sebagai Pertimbangan Konsumen

Penurunan kepercayaan masyarakat terhadap PT Pertamina menjadi salah satu alasan utama pergeseran preferensi konsumen. Selain itu, faktor harga juga berperan besar dalam perubahan pola konsumsi. Dengan selisih harga yang signifikan antara Pertamax dan Pertalite, banyak konsumen yang beralih ke Pertalite sebagai alternatif yang lebih terjangkau.

Pertalite, yang memiliki harga lebih rendah, kini menjadi pilihan banyak pengendara di tengah situasi ketidakpastian yang menyelimuti reputasi Pertamina. Fenomena ini menunjukkan adanya perubahan sikap masyarakat yang lebih memilih BBM bersubsidi dengan harga lebih murah sebagai bentuk penghematan biaya.

Dengan kasus ini, PT Pertamina dihadapkan pada tantangan besar untuk memulihkan kepercayaan masyarakat, khususnya terkait produk BBM nonsubsidi seperti Pertamax yang sebelumnya menjadi favorit banyak konsumen.