Jawa Tengah

Curah Hujan Tinggi, Petani Labu Siam di Kalikajar Kewalahan Hadapi Serangan Penyakit

By Ahvas

May 09, 2025

Wonosobo, satumenitnews.com — Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Wonosobo dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan keresahan di kalangan petani, khususnya petani labu siam di Dusun Semanding, Desa Lamuk, Kecamatan Kalikajar.

Seorang petani setempat, Wahib, menyampaikan keluhannya pada Rabu (8/5/2025). Ia mengaku tanaman labu siam miliknya terserang berbagai jenis penyakit. “Banyak tanaman labu siam saya terkena penyakit, mulai dari busuk daun, busuk bunga, sampai yang sudah berbuah juga kerap kali busuk dan tidak jadi dipanen,” ujarnya saat ditemui di kebunnya.

Serangan Penyakit Jadi Ancaman Saat Musim Hujan

Dalam kondisi cuaca lembap seperti sekarang, tanaman jenis labu-labuan memang lebih rentan diserang penyakit. Busuk daun adalah salah satu penyakit utama yang menyerang labu siam. Gejalanya bisa dilihat dari bercak-bercak kuning bersudut di permukaan atas daun. Jika dibiarkan, bercak ini semakin melebar, terutama saat kelembapan tinggi.

Meskipun tidak menyebabkan kematian pada tanaman, busuk daun tetap memperburuk kondisi tanaman. Pertumbuhan melambat, dan produktivitas tanaman menurun drastis. “Tanaman seakan tersiksa, apalagi kalau sudah lama kena busuk daun,” kata Wahib.

Ancaman dari Bunga hingga Buah: Dampak Penyakit yang Meluas

Tak hanya daun, bagian bunga dan buah labu siam juga mengalami serangan. Penyakit busuk bunga disebabkan oleh jamur Choanephora cucurbitarum, yang menghasilkan struktur jamur berupa konidium dan sporangiofor. Infeksi ini membuat bunga gagal berkembang menjadi buah, bahkan bisa mati sebelum sempat dibuahi.

Di tahap yang lebih lanjut, buah labu siam yang sudah memasuki masa generatif pun tetap berisiko tinggi terserang busuk buah. Awalnya muncul bercak busuk kecil, namun jika tidak segera ditangani, bercak itu menyebar dan menyebabkan buah rontok dari tangkainya sebelum sempat dipanen.

Upaya Petani Bertahan Meski Dihimpit Masalah

Meski tantangan datang bertubi-tubi, para petani labu siam di Kalikajar tidak menyerah. Mereka tetap berupaya mempertahankan budidaya labu siam, baik dengan penggunaan pestisida kimia maupun cara organik.

“Kalau nggak dicoba terus, ya bisa gagal panen semua. Kami ganti-ganti metode, ada yang pakai obat kimia, ada juga yang coba pakai semprotan alami,” tutur Wahib.

Saat ini, para petani berharap adanya dukungan dari dinas pertanian setempat, baik berupa pelatihan pengendalian hama ramah lingkungan maupun bantuan langsung seperti penyuluhan dan distribusi pestisida yang efektif di musim hujan.