Jawa Tengah

Anyaman Eceng Gondok Warga Wonosobo Disiapkan Masuk Pasar Ekspor

By Ahvas

June 01, 2025

Wonosobo, Satumenitnews.com – Kementerian Sosial Republik Indonesia menggandeng pihak swasta untuk memberdayakan warga Wonosobo melalui kerajinan tangan berbahan eceng gondok. Program ini menyasar pemanfaatan waktu luang masyarakat sekaligus membuka peluang ekspor ke pasar internasional.

“Jadi begini ya, ini merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat. Kami bekerja sama dengan sebuah perusahaan yang memberikan kesempatan kepada warga untuk menyumbangkan tenaga. Sementara itu, bahan baku dan kebutuhan lainnya disediakan oleh perusahaan tersebut, termasuk pasarnya yang juga sudah dipastikan,” ujar Saifullah Yusuf, Menteri Sosial RI, saat diwawancarai di sela kunjungan kerja, Minggu (1/06/2025) Balai Desa Selokromo, Wonosobo.

Kerja sama ini memungkinkan warga untuk terlibat aktif dalam proses produksi tanpa harus memikirkan pemasaran dan bahan dasar. Pemerintah melalui Kemensos berperan sebagai fasilitator yang menghubungkan kebutuhan industri dengan potensi lokal.

Warga Produksi Anyaman Tempat Sampah hingga Produk Ekspor

Salah satu bentuk kegiatan yang dijalankan adalah pembuatan anyaman dari eceng gondok. Produk yang dihasilkan bervariasi, mulai dari tempat sampah hingga barang kerajinan lainnya. Seluruh hasil produksi akan dipasarkan ke luar negeri.

“Anyaman ini digunakan untuk tempat sampah dan produk-produk lainnya yang diarahkan untuk pasar ekspor, seperti ke Amerika dan sebagian Eropa,” jelas Saifullah.

Wonosobo dipilih karena memiliki potensi sumber daya manusia serta lingkungan yang mendukung pengembangan industri rumah tangga. Eceng gondok yang selama ini dianggap gulma, kini menjadi bahan baku bernilai ekspor.

Pelatihan Anyaman Standar Internasional Disiapkan di Balai Desa

Guna mendukung mutu produk, pelatihan khusus akan diberikan kepada warga. Tim pelatih akan mendampingi masyarakat selama proses produksi agar anyaman yang dihasilkan memenuhi standar ekspor.

“Insya Allah, akan ada pelatihan dari tim khusus, dan harapannya dalam 1–2 bulan ke depan, warga sudah mampu membuat anyaman dengan standar internasional,” tambahnya.

Proses produksi bisa dilakukan secara fleksibel, baik dari rumah maupun secara kolektif di balai desa dan lokasi lain yang telah disiapkan. Hal ini memungkinkan masyarakat tetap produktif tanpa harus meninggalkan rumah.

Cara Baru Memanfaatkan Waktu Luang Jadi Peluang Tambahan Penghasilan

Kemensos menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pekerjaan, melainkan upaya mengubah waktu luang menjadi peluang ekonomi. Warga yang biasanya tidak memiliki kegiatan tetap dapat menghasilkan tambahan pendapatan.

“Pada dasarnya, ini merupakan pemanfaatan waktu luang warga. Ketika mereka memiliki waktu luang, mereka bisa menggunakannya untuk mendapatkan penghasilan tambahan,” ujar Saifullah Yusuf.

Program ini menyasar kelompok masyarakat yang belum tersentuh industri formal. Dengan memanfaatkan potensi lokal dan dukungan dari perusahaan, pemerintah berharap kesejahteraan warga bisa meningkat tanpa harus meninggalkan kampung halaman.