Anggaran Sektor Pertanian Wonosobo Belum Final, Hilirisasi Jadi Senjata Utama Hadapi Pasar?

Listen to this article

Wonosobo, satumenitnews.com – Pemerintah Kabupaten Wonosobo tengah merancang peta pengembangan sektor pertanian untuk tahun 2026, namun besaran pasti alokasi anggaran sektor pertanian masih menjadi teka-teki. Di tengah ketidakpastian tersebut, pemerintah daerah memilih fokus pada strategi hilirisasi sebagai solusi untuk mendongkrak daya saing produk lokal.

Hal tersebut diungkapkan oleh M. Arif Setiawan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Wonosobo usai sebuah kegiatan di Aula Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (Dispaperkan) pada Kamis, (13/11/2025).

Arah Pengembangan Agrobisnis dan Pariwisata

Arif menjelaskan bahwa visi besar Wonosobo ke depan adalah menjadi sentra agrobisnis dan pariwisata terdepan di Jawa Tengah. “Secara perencanaan, Wonosobo memiliki visi untuk menjadi kawasan sentra agrobisnis dan pariwisata,” ujarnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah mengidentifikasi tiga pilar utama yang memerlukan pembenahan serius, yakni perencanaan yang matang, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta penguatan infrastruktur. Menurutnya, komitmen untuk pembenahan ini harus dimulai dari sekarang agar potensi besar yang dimiliki daerah tidak sia-sia.

Kebijakan Anggaran Sektor Pertanian yang Terdistribusi

Ketika disinggung mengenai porsi anggaran dari APBD dan APBN, Arif menegaskan bahwa status prioritas tidak serta-merta membuat anggaran terpusat hanya di Dinas Pertanian. Sebaliknya, kebijakan yang diambil adalah mendistribusikan anggaran ke berbagai sektor pendukung yang relevan.

“Kami mencoba mengalokasikannya di beberapa sektor yang mendukung pertanian dan agrobisnis secara tidak langsung,” jelasnya. Sektor pendukung tersebut mencakup industri pengolahan, program peningkatan kapasitas SDM, hingga pembangunan infrastruktur untuk memperlancar distribusi dan aksesibilitas.

Ia menambahkan, angka pasti untuk APBD 2026 masih bersifat dinamis dan baru dapat dikomunikasikan setelah penetapan resmi, yang diperkirakan jatuh pada hari Jumat atau Senin mendatang.

Hilirisasi Sebagai Solusi Atasi Anjloknya Harga

Salah satu masalah krusial yang dibahas dalam forum adalah fluktuasi harga produk pertanian yang seringkali tidak stabil dan menyulitkan petani. Produk pertanian Wonosobo yang berkualitas bagus kerap kalah saing karena biaya distribusi yang tinggi akibat tantangan geografis.

Sebagai jalan keluar, pemerintah mendorong program hilirisasi atau penambahan nilai tambah pada produk mentah. “Mau tidak mau, solusinya adalah dengan mendorong penambahan nilai tambah, yaitu dengan mengembangkan sektor pengelolaan,” kata Arif.

Ia mencontohkan, produk seperti kopi tidak akan lagi dijual dalam bentuk biji mentah, melainkan sudah diolah menjadi kopi bubuk atau minuman siap saji. Begitu pula dengan cabai yang akan diolah menjadi cabai bubuk. Dengan strategi ini, produk olahan Wonosobo diharapkan memiliki nilai jual lebih tinggi dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

Related posts

Misteri Ketahanan Pangan Wonosobo: Apa yang Terungkap dari Jahe dan Telur?

Polres Wonosobo Amankan Jalannya Liga 2, Pertandingan Berlangsung Kondusif

Peringatan HKN di Wonosobo Soroti Transformasi Kesehatan, Bupati Afif Tegaskan Layanan Harus Berintegritas

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Read More