Semarang, satumenitnews.com – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi bersama Wakil Gubernur Taj Yasin meluncurkan program pendidikan gratis bagi anak-anak miskin melalui kemitraan dengan sekolah swasta. Kebijakan ini menjadi salah satu gebrakan 100 hari kerja mereka di bidang pendidikan.
Setidaknya ada 139 sekolah swasta yang digandeng dalam program ini, terdiri atas 56 SMA dan 83 SMK di seluruh Jawa Tengah. Sekolah-sekolah tersebut resmi bermitra dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah melalui MoU.
“Ini satu-satunya dan pertama di Indonesia. Setiap sekolah menerima satu rombel atau sekitar 36 siswa,” kata Sadimin, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng.
Program ini menargetkan 5.040 siswa miskin untuk tahun 2025.
Biaya Pendidikan Ditanggung Pemprov
Setiap siswa dalam program ini mendapat subsidi Rp 2 juta per tahun dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sekolah yang ditunjuk harus memenuhi syarat: akreditasi minimal B, memiliki sarana-prasarana memadai, cukup tenaga pendidik, dan bersedia tidak memungut biaya dari siswa program kemitraan.
“Ini gratis bagi siswa miskin di sekolah swasta yang ditunjuk. Kami pastikan kualitas tetap terjaga,” tegas Gubernur Ahmad Luthfi.
Salah satu sekolah mitra, SMK Widyaanggala Purbalingga, langsung bergerak menyosialisasikan program ini ke warga sekitar. Kepala Sekolah Darimin mengatakan pihaknya aktif menjalin komunikasi dengan perangkat desa.
“Kami akan turun langsung ke desa-desa agar warga tahu ada program sekolah gratis ini,” ujarnya saat dihubungi Rabu (28/5/2025).
Enam desa yang akan dikunjungi antara lain Desa Babagan, Selabaya, Kalimanah Wetan, Kalimanah Kulon, Kelapa Sawit, dan Kalikabong.
Menurut Darimin, pemerintah desa pun menyambut baik. Mereka menilai program ini bisa mengurangi angka putus sekolah di wilayahnya.
Dukungan DPRD: Jadi Percontohan Nasional
Anggota Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto, menyebut langkah ini sesuai dengan rencana pemerintah pusat yang sedang menyiapkan konsep sekolah rakyat.
“Pemprov Jateng sudah mulai lebih dulu. Ini bisa jadi percontohan. Tinggal kita dukung dari sisi fiskal dan teknis,” ujarnya.
Ia berharap program kemitraan terus diperluas agar semakin banyak anak-anak kurang mampu bisa menikmati pendidikan setara.
Program kemitraan ini menjadi strategi Pemprov untuk menurunkan angka putus sekolah (ATS) yang masih cukup tinggi di Jateng pada jenjang menengah (SMA/SMK/SLB).
Selain itu, pemerintah juga menyediakan:
- Kuota ATS sebesar 3% dalam jalur afirmasi SPMB 2025
- Pendidikan gratis di 3 SMK Boarding (Pati, Purbalingga, Semarang)
- Fasilitas di 15 SMK Semi Boarding
- Beasiswa untuk siswa miskin
SMANKO: Sekolah Khusus Atlet Pelajar
Dalam 100 hari kerja, Pemprov juga meluncurkan Sekolah Menengah Atas Negeri Keberbakatan Olahraga (SMANKO) yang berlokasi di Kawasan Olahraga Jatidiri, Semarang.
Sekolah ini dikhususkan untuk atlet pelajar yang terdaftar di PPLOP Jateng, dan tetap menjalani pendidikan formal secara penuh.
“Ini kita bangun pakai APBD dan APBN. Atlet harus dididik secara akademik juga,” ujar Luthfi.
SMANKO diharapkan jadi lumbung atlet berprestasi Jawa Tengah, baik untuk level nasional maupun internasional.